“Kita Lebih Sering Menderita dalam Imajinasi daripada dalam Kenyataan” – Seneca
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA — Dalam dunia yang dipenuhi kekhawatiran, stres, dan bayang-bayang akan masa depan, satu kutipan kuno dari filsuf Stoik Romawi Seneca terasa semakin relevan:
“Kita lebih sering menderita dalam imajinasi daripada dalam kenyataan.”
Pernyataan ini berasal dari karya Seneca Letters to Lucilius, dan hingga hari ini menjadi pilar utama filosofi Stoikisme: bahwa pikiran kita sering menjadi sumber penderitaan yang jauh lebih besar daripada peristiwa nyata yang kita alami.
Mengungkap Makna: Imajinasi sebagai Sumber Derita
Seneca menyampaikan bahwa manusia kerap menggandakan penderitaan melalui bayangan, asumsi, dan ketakutan yang belum tentu terjadi. Pikiran kita menciptakan skenario buruk secara berulang, hingga kita merasa lelah bahkan sebelum masalah itu datang.
Dalam suratnya kepada Lucilius, Seneca menulis:
“Kita menderita lebih banyak dalam bayangan daripada dalam kenyataan.”