Thales, Anaximander, dan Anaximenes: Tiga Tokoh Miletos yang Membuka Tabir Kosmos
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Pada permulaan filsafat Barat, Kota Miletos di pantai barat Anatolia (sekarang Turki) menjadi saksi lahirnya pemikiran rasional pertama tentang alam semesta. Thales, Anaximander, dan Anaximenes—dikenal sebagai “Tiga Tokoh Miletos”—menggugah zamannya dengan pertanyaan-pertanyaan mendasar: “Apa yang menjadi asal-mula segala wujud?” dan “Bagaimana alam bekerja tanpa campur tangan mitos?” Berikut ulasan naratif yang sederhana, namun mendalam, tentang kontribusi mereka bagi sejarah filsafat.
Latar Belakang Miletos: Titik Temu Budaya dan Perdagangan
Miletos, kota pelabuhan yang makmur pada abad ke-6 SM, bersentuhan langsung dengan peradaban Mesir, Babilonia, dan orang-orang Laut Aegea. Keberagaman budaya ini menumbuhkan suasana intelektual yang terbuka: pedagang membawa naskah dan gagasan, sedangkan filsuf setempat mempertanyakan ajaran tradisional. Di sinilah benih filsafat alam mula tumbuh: bukan lagi cerita dewa-dewi, melainkan penjelasan rasional.
Thales: Sang Penjala Air dan Prinsip Segala Wujud
Thales dari Miletos (624–546 SM) dianggap sebagai bapak filsafat Barat sekaligus pendiri Sekolah Milesian. Dua warisannya yang paling terkenal adalah:
1. Archê Air
Thales menegaskan bahwa air adalah substansi pokok di balik segala perubahan—dari tumbuhan hingga manusia—karena ia melihat benih kehidupan—‘vitium’—ditemukan dalam unsur cair.
2. Metode Observasi
Daripada mengandalkan mitos, ia mengamati fenomena sehari-hari: banjir sungai, embun, dan kelembapan tanah. Dari sanalah ia merumuskan gagasan awal tentang rasionalitas dalam menjelaskan alam.