“Kamu Hanyalah Jiwa Kecil yang Membawa Jasad” – Marcus Aurelius: Refleksi Eksistensial dari Seorang Kaisar Filsuf
- Cuplikan Layar
Jakarta, WISATA – Dalam dunia modern yang terobsesi pada penampilan, status, dan kepemilikan materi, kutipan klasik dari filsuf sekaligus kaisar Romawi, Marcus Aurelius, kembali menggugah kesadaran banyak orang:
“Kamu hanyalah jiwa kecil yang membawa jasad.”
Kutipan ini berasal dari Meditations, jurnal pribadi Marcus Aurelius yang kini dianggap sebagai salah satu teks Stoikisme paling berpengaruh sepanjang sejarah. Dalam kalimat yang ringkas namun dalam itu, tersimpan pandangan filsafat eksistensial yang mengajak manusia untuk memahami hakikat sejatinya: bukan tubuh, bukan harta, bukan nama besar—melainkan jiwa dan kesadarannya.
“Ia bukan sedang merendahkan tubuh, tapi menempatkan jiwa sebagai pusat nilai manusia,” ujar William B. Irvine, profesor filsafat dari Wright State University dan penulis A Guide to the Good Life, saat diwawancarai dalam sebuah forum filsafat daring.
Esensi Diri dalam Filsafat Stoik
Dalam Stoikisme, tubuh hanyalah alat atau kendaraan, sementara jiwa adalah inti yang harus dirawat dan dikembangkan. Ketika Marcus menulis kalimat ini, ia sedang merenungkan kefanaan hidup dan pentingnya kesadaran akan nilai-nilai abadi seperti kebajikan, kedamaian batin, dan pengendalian diri.
“Banyak orang hidup hanya untuk mempertahankan citra. Tapi siapa kita sebenarnya terletak pada bagaimana kita berpikir, memilih, dan bertindak. Jiwa adalah inti karakter,” ungkap Ryan Holiday, penulis The Daily Stoic, yang banyak mengangkat pemikiran Marcus ke dalam konteks modern.
Relevansi Bagi Generasi Digital