Inilah Alasan Mengapa Penderita Demensia Menjadi Semakin Agresif terhadap Orang-orang di Sekitarnya
- Image Creator/Handoko
Sebagai respons dari rasa takut ini, mereka mungkin menjadi agresif untuk mempertahankan diri dari ancaman yang sebenarnya tidak ada. Misalnya, ketika seorang perawat mencoba membantu mengganti pakaian, penderita bisa merasa diserang dan melawan karena merasa dipaksa atau dilecehkan.
3. Kesulitan Berkomunikasi
Ketika kemampuan berbahasa menurun, penderita demensia kesulitan untuk menyampaikan rasa sakit, lapar, atau emosi lainnya. Ketidakmampuan untuk mengekspresikan kebutuhan membuat mereka frustrasi, yang pada akhirnya meledak dalam bentuk amarah.
Misalnya, jika seseorang tidak bisa menyampaikan bahwa mereka haus, dan permintaan sederhana itu tidak terpenuhi, maka emosi bisa meluap. Mereka bisa menjadi marah dan mengekspresikannya dengan teriakan atau tindakan kasar.
4. Kondisi Medis yang Tidak Teridentifikasi
Nyeri kronis, infeksi, sembelit, atau efek samping obat bisa memperburuk kondisi emosional penderita demensia. Karena mereka tidak dapat menjelaskan rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dialami, mereka mungkin merespons dengan kemarahan atau kekerasan.
Misalnya, infeksi saluran kemih sering kali menyebabkan perubahan perilaku yang drastis pada lansia dengan demensia, termasuk agresivitas mendadak. Dalam banyak kasus, ketika penyebab medis diobati, perilaku agresif pun mereda.