William B. Irvine vs. Ryan Holiday: Dua Pendekatan dalam Menyampaikan Stoikisme Modern
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam kebangkitan Stoikisme di era modern, dua nama mencuat sebagai tokoh sentral: William B. Irvine, seorang akademisi dan filsuf dari dunia kampus, dan Ryan Holiday, seorang penulis best-seller dan praktisi pemasaran dari dunia industri kreatif. Keduanya sama-sama memperkenalkan ajaran Stoikisme kuno kepada masyarakat luas, namun dengan pendekatan yang berbeda latar, gaya, dan target audiens.
Lalu, apa saja perbedaan mendasar dan keunikan dari pendekatan keduanya?
1. Latar Belakang: Akademisi vs Praktisi
William B. Irvine adalah profesor filsafat di Wright State University. Ia berasal dari dunia akademik dan menulis buku-buku yang memadukan penalaran filosofis dengan gaya naratif populer. Tulisannya menyasar pembaca yang ingin memahami filsafat sebagai panduan hidup, tanpa kehilangan kedalaman argumen logis.
Sementara itu, Ryan Holiday berasal dari dunia bisnis dan pemasaran. Ia merupakan mantan direktur pemasaran untuk American Apparel dan kini dikenal luas sebagai pengusaha, penulis, dan pembicara publik. Holiday membawakan Stoikisme dengan gaya praktis, inspiratif, dan langsung ke inti permasalahan, sering dikaitkan dengan kinerja, kepemimpinan, dan manajemen diri.
2. Gaya Penulisan: Analitis vs Aplikatif-Motivatif
Irvine mengajak pembaca berpikir kritis dan merenung secara mendalam, seperti dalam karyanya A Guide to the Good Life. Ia menyusun argumen, menjelaskan konsep, dan kemudian menunjukkan cara mengimplementasikannya. Gaya ini cocok bagi pembaca yang menyukai struktur dan penjelasan rasional.