Massimo Pigliucci: Jangan Pernah Mengorbankan Karakter dan Kebajikanmu demi Keuntungan Sesaat

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Di dunia yang serba cepat ini, di mana segala hal seolah-olah harus diraih dengan segera, satu kutipan dari Massimo Pigliucci, filsuf modern pengusung Stoikisme, datang seperti oase di tengah padang pasir nilai-nilai moral yang semakin kering:
"Jangan pernah mengorbankan karakter dan kebajikanmu demi keuntungan sesaat."

William B. Irvine: Filosof yang Mengubah Stoikisme Jadi Gaya Hidup Zaman Kini

Kutipan itu mungkin terdengar sederhana, tapi jika direnungkan lebih dalam, ia adalah pengingat yang sangat relevan untuk kehidupan kita saat ini. Dalam kehidupan yang penuh dengan tekanan untuk selalu terlihat sukses, menjadi yang terbaik, atau meraih hasil instan, kita sering kali tergoda untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya bertentangan dengan nurani kita. Padahal, seperti yang diajarkan Pigliucci dan para filsuf Stoik lainnya, integritas dan kebajikan adalah fondasi sejati dari hidup yang bahagia dan bermakna.

Apa yang Dimaksud dengan Kebajikan?

‘A Guide to the Good Life’: Panduan Menjalani Hidup dengan Sederhana dan Bahagia

Dalam Stoikisme, kebajikan bukan hanya soal menjadi "orang baik". Itu jauh lebih dalam. Kebajikan diartikan sebagai hidup selaras dengan akal sehat dan alam, menjalani hidup dengan kejujuran, keberanian, keadilan, dan kebijaksanaan. Stoikisme percaya bahwa selama kita hidup sesuai dengan kebajikan, maka hidup kita akan damai—apa pun keadaan eksternalnya.

Massimo Pigliucci, yang merupakan profesor filsafat dan juga seorang ilmuwan biologi, menjelaskan bahwa kebajikan adalah satu-satunya hal yang benar-benar berharga. Semua hal lain—kekayaan, ketenaran, bahkan kesehatan—adalah hal-hal yang indifferent dalam Stoikisme, artinya tidak buruk atau baik dengan sendirinya. Mereka hanya menjadi baik atau buruk tergantung pada bagaimana kita menggunakannya.

Inilah Cara Stoikisme Bikin Hidupmu Lebih Tenang, Versi William B. Irvine

Godaan Keuntungan Sesaat: Mengapa Itu Menggoda?

Tak bisa dimungkiri, setiap orang pasti pernah dihadapkan pada situasi di mana kita bisa mendapatkan sesuatu dengan cepat, asal kita menutup mata terhadap nilai-nilai moral. Bisa berupa godaan untuk menyontek agar lulus ujian, berbohong agar mendapatkan kepercayaan, atau mengorbankan orang lain demi kenaikan jabatan.

Situasi seperti ini sangat umum. Dunia saat ini seolah-olah memberi penghargaan kepada mereka yang bisa “bermain cepat”, yang bisa memanipulasi keadaan, yang bisa mengambil jalan pintas. Namun, pertanyaannya adalah: berapa harga dari semua itu?

Apakah benar kita ingin menukar karakter kita hanya untuk kemenangan sementara?

Mengapa Karakter Lebih Berharga dari Keuntungan Instan?

Karakter tidak bisa dibeli. Ia dibangun melalui keputusan-keputusan kecil yang kita ambil setiap hari. Ketika kita tetap memilih kejujuran meski terlihat rugi, ketika kita memilih untuk sabar padahal bisa saja meledak marah, ketika kita membantu tanpa pamrih padahal sedang sibuk—di situlah karakter ditempa.

Pigliucci percaya bahwa hidup yang dijalani dengan nilai-nilai kebajikan akan menghasilkan kebahagiaan sejati. Kebahagiaan bukan dari kekayaan, bukan dari pujian, melainkan dari ketenangan batin karena tahu bahwa kita telah melakukan yang benar, walaupun sulit.

Keteguhan Karakter dalam Dunia yang Tak Pasti

Ketika segalanya terasa tidak menentu—ekonomi yang fluktuatif, dunia kerja yang kompetitif, sosial media yang penuh tuntutan pencitraan—mempertahankan karakter bisa menjadi tantangan tersendiri. Tapi justru di sinilah pentingnya ajaran Stoikisme Pigliucci.

Ia mengajak kita untuk membangun kekuatan dari dalam, agar tidak tergoyahkan oleh apa pun di luar. Bahwa yang paling penting adalah apa yang kita kontrol: nilai dan reaksi kita sendiri. Tidak ada kekayaan atau jabatan yang sebanding dengan harga diri yang luruh karena kompromi terhadap prinsip.

Menjadi Stoik di Zaman Modern

Pigliucci tidak pernah mengajak orang untuk menjadi anti-modern atau menarik diri dari dunia. Ia justru mendorong kita untuk menjadi Stoik di dunia modern, yaitu tetap aktif, produktif, berkontribusi, namun dengan prinsip yang kokoh. Dalam bukunya How to Be a Stoic, ia mendorong pembaca untuk menggunakan filsafat sebagai panduan hidup, bukan hanya bahan diskusi intelektual.

Menghadapi tawaran-tawaran dunia modern yang menggiurkan, ia mengingatkan: jika kamu harus mengorbankan kebajikanmu demi keuntungan, maka itu bukan keuntungan sejati. Kamu sedang kehilangan hal yang paling berharga—karakter.

Refleksi untuk Kita Semua

Coba tanyakan pada dirimu:
Apakah ada hal yang pernah kamu lakukan demi keuntungan sesaat, tapi justru membuatmu merasa tidak nyaman setelahnya?
Apakah kamu pernah berkompromi pada nilai yang kamu percaya, hanya karena ingin "cepat berhasil"?

Jika iya, maka kamu tidak sendirian. Kita semua pernah ada di sana. Tapi seperti yang ditekankan Pigliucci, yang terpenting bukanlah kesalahan masa lalu, melainkan bagaimana kita memperbaiki jalan kita ke depan.

Hidup dengan Nilai Adalah Kemenangan Sejati

Dalam jangka pendek, mungkin orang yang curang akan terlihat lebih unggul. Tapi dalam jangka panjang, orang-orang yang hidup dengan karakterlah yang akan bertahan dan dihormati. Kemenangan sejati adalah ketika kamu bisa tidur nyenyak di malam hari karena tahu bahwa kamu tidak mengkhianati dirimu sendiri.

Karakter yang kuat tidak dibangun dalam sehari. Ia dibentuk oleh konsistensi, ketekunan, dan komitmen terhadap nilai-nilai hidup. Dan itulah yang ingin diingatkan oleh Massimo Pigliucci: bahwa hidup yang dijalani dengan kebajikan adalah hidup yang bermakna.

Jadi, lain kali kamu dihadapkan pada pilihan sulit, ingatlah kata-kata ini:
“Jangan pernah mengorbankan karakter dan kebajikanmu demi keuntungan sesaat.”

Karena apa pun yang datang dengan cepat dan mengorbankan prinsip, akan pergi lebih cepat lagi dan meninggalkan lubang dalam hati yang sulit ditambal.