Socrates: "Kebahagiaan Bukanlah Hadiah, Melainkan Hasil dari Perjalanan Batin yang Terus Menerus"
- Image Creator Grok/Handoko
Malang, WISATA - Dalam sejarah filsafat Barat, Socrates (470–399 SM) adalah sosok yang tak tergantikan. Bukan hanya karena pemikirannya yang revolusioner, tetapi juga karena cara hidupnya yang penuh refleksi. Salah satu kutipan yang menggambarkan kedalaman filsafat hidupnya adalah:
"Kebahagiaan bukanlah hadiah, melainkan hasil dari perjalanan batin yang terus menerus."
Kutipan ini membawa kita pada pemahaman mendalam tentang kebahagiaan—bukan sebagai sesuatu yang datang dari luar, melainkan buah dari proses pencarian diri yang berlangsung sepanjang hidup. Mari kita telaah lebih dalam pesan filosofis di balik kutipan Socrates ini, relevansinya dalam kehidupan modern, dan bagaimana pemikirannya tetap menjadi sumber inspirasi hingga hari ini.
Socrates dan Pandangan tentang Kebahagiaan
Socrates hidup di masa Athena Kuno yang penuh dinamika sosial, politik, dan intelektual. Di tengah masyarakat yang mulai mengagungkan materi dan status sosial, Socrates justru mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati tidak berasal dari kekayaan, ketenaran, atau kekuasaan.
Bagi Socrates, kebahagiaan adalah buah dari "eudaimonia", suatu kondisi batin yang harmonis, di mana jiwa manusia hidup selaras dengan kebijaksanaan, kebenaran, dan kebajikan. Kebahagiaan bukanlah hadiah instan, melainkan hasil dari proses panjang untuk mengenal diri sendiri dan menjalani hidup dengan kesadaran penuh.
1. Perjalanan Batin: Inti dari Filosofi Socrates