Zeno dari Citium: “Kehidupan Tidak Pernah Kekurangan Keindahan, Hanya Mata Kita yang Sering Tertutup”
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA — Di tengah gemuruh kehidupan modern yang serba cepat, kompetitif, dan penuh tekanan, sebuah kutipan bijak dari Zeno dari Citium, pendiri aliran filsafat Stoikisme, kembali menggema dan menawarkan keteduhan makna: “Kehidupan tidak pernah kekurangan keindahan, hanya mata kita yang sering tertutup.”
Kalimat ini bukan sekadar untaian kata, melainkan ajakan kontemplatif yang menyentuh dasar-dasar kesadaran manusia akan kehidupan yang sering kali terlewatkan begitu saja. Dalam dunia yang dipenuhi oleh hiruk pikuk dan distraksi digital, kutipan ini menyadarkan kita bahwa keindahan hidup sebenarnya tidak pernah pergi—kita saja yang terlalu sibuk hingga lupa melihatnya.
Zeno dari Citium dan Inti Ajaran Stoikisme
Zeno dari Citium, filsuf yang hidup sekitar abad ke-3 SM, dikenal sebagai perintis utama Stoikisme, sebuah aliran filsafat Yunani Kuno yang mengajarkan bagaimana manusia bisa mencapai kebahagiaan dan ketenangan batin dengan hidup selaras dengan alam dan kebajikan. Di antara ajarannya yang paling esensial adalah tentang bagaimana manusia harus merespons realitas—bukan mengubah dunia luar, tetapi mengelola cara berpikir dan pandangan mereka terhadap dunia.
Dalam kutipannya tentang keindahan kehidupan, Zeno menekankan bahwa dunia selalu penuh dengan keindahan, harmoni, dan makna. Namun, manusia cenderung terperangkap dalam keluh kesah, ekspektasi, dan tekanan, sehingga tidak lagi mampu melihat keindahan yang ada di hadapan mereka.
Relevansi Ajaran Zeno di Era Digital dan Konsumerisme
Pada era digital yang ditandai dengan informasi tak berujung dan kecepatan gaya hidup, manusia semakin kehilangan waktu untuk merenung dan mengapresiasi hal-hal kecil. Kita terlalu fokus pada apa yang belum dimiliki, pencapaian yang belum digapai, atau validasi dari media sosial. Semua ini menciptakan tirai yang menutupi mata batin kita dari melihat dan merasakan keindahan hakiki yang ada di sekitar: cahaya pagi yang lembut, suara tawa anak-anak, ketenangan langit malam, atau sekadar aroma kopi di pagi hari.