Stoisisme untuk Pemula: Panduan Praktis Berdasarkan Buku Pigliucci

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Cuplikan layar

Malang, WISATA — Di tengah dunia modern yang penuh distraksi, tuntutan sosial, dan tekanan hidup, banyak orang mencari cara untuk menemukan ketenangan dan makna hidup yang lebih dalam. Salah satu pendekatan yang kian mendapat perhatian adalah filsafat Stoisisme, khususnya melalui pendekatan praktis yang ditawarkan oleh Massimo Pigliucci dalam bukunya How to Be a Stoic (2017). Buku ini menjadi panduan populer bagi pemula yang ingin memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Stoik dalam kehidupan sehari-hari.

Pierre Hadot: Lepas dari Ilusi Kepemilikan, Temukan Kebahagiaan Sejati dari Dalam Diri

Stoisisme, yang berasal dari Yunani Kuno, bukan hanya filsafat spekulatif, tetapi gaya hidup. Dalam versi modernnya, Stoisisme membantu manusia modern membentuk karakter tangguh, bijaksana, dan penuh kesadaran. Artikel ini akan membahas inti ajaran Pigliucci dan bagaimana pemula dapat mulai mengintegrasikannya dalam rutinitas harian mereka.

Apa Itu Stoisisme?

Latihan Mental ala Pierre Hadot: Jembatan Antara Pikiran dan Tindakan yang Sering Terlupakan

Stoisisme lahir pada abad ke-3 SM dan dikembangkan oleh filsuf seperti Zeno, Seneca, Epictetus, dan Marcus Aurelius. Stoik percaya bahwa kebahagiaan sejati hanya bisa dicapai melalui kebajikan, kendali diri, dan penerimaan terhadap hal-hal di luar kendali kita. Mereka memisahkan dunia menjadi dua hal: yang bisa kita kendalikan dan yang tidak. Prinsip ini menjadi dasar pemikiran Pigliucci.

1.     Prinsip Dasar Stoik Menurut Pigliucci

Zeno: “Kendalikan Pikiranmu, Karena Itu Adalah Asal dari Kebahagiaan atau Penderitaanmu”

Massimo Pigliucci menekankan bahwa Stoisisme bukan sekadar teori intelektual, tetapi harus dijalani sebagai latihan mental harian. Beberapa prinsip utamanya antara lain:

  • Dikotomi Kendali: Fokus pada hal-hal yang berada dalam kendali kita, seperti pikiran, emosi, dan tindakan, serta lepaskan hal-hal di luar kendali kita seperti opini orang lain atau hasil akhir dari usaha kita.
  • Kebajikan sebagai Tujuan Utama: Pigliucci menggarisbawahi bahwa nilai sejati seseorang tidak ditentukan oleh kekayaan atau status sosial, melainkan oleh karakter dan integritasnya.
  • Premeditatio Malorum: Latihan membayangkan hal-hal buruk yang mungkin terjadi bukan untuk menjadi pesimis, tetapi agar kita siap secara mental saat hal itu terjadi.
Halaman Selanjutnya
img_title