"Hidup Bahagia Hanya Mungkin Bila Kita Hidup Selaras dengan Kebajikan": Warisan Zeno dari Citium yang Tetap Relevan

Zeno dari Citium lahir sekitar tahun 334 SM
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam peradaban manusia yang terus berkembang, pencarian akan kebahagiaan sejati tetap menjadi tujuan utama banyak individu. Di tengah arus materialisme dan perubahan sosial yang cepat, ajaran filsafat kuno sering kali memberikan pencerahan yang tak lekang oleh waktu. Salah satu pemikiran yang menonjol adalah dari Zeno dari Citium, pendiri Stoikisme, yang menyatakan bahwa "Hidup bahagia hanya mungkin bila kita hidup selaras dengan kebajikan." Pernyataan ini menegaskan bahwa kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan atau kesenangan duniawi, melainkan pada praktik kebajikan dalam kehidupan sehari-hari.

Marcus Aurelius: “Lebih Baik Tidak Memberi Waktu Berlebih pada Hal-Hal Kecil” — Seni Menyaring Perhatian demi Ketenangan

Kebajikan sebagai Fondasi Kebahagiaan Menurut Zeno

Zeno dari Citium, yang hidup pada abad ke-3 SM, mengajarkan bahwa kebahagiaan sejati (eudaimonia) dicapai melalui kehidupan yang selaras dengan kebajikan. Dalam pandangannya, kebajikan mencakup kualitas seperti kejujuran, keadilan, keberanian, dan pengendalian diri. Ia berpendapat bahwa hanya melalui pengembangan dan penerapan kebajikan-kebajikan ini seseorang dapat mencapai kehidupan yang harmonis dan memuaskan. Zeno menyatakan, "Kebahagiaan adalah aliran kehidupan yang baik," yang menekankan bahwa kehidupan yang dijalani dengan baik dan berbudi luhur akan menghasilkan kebahagiaan sejati.

Setiap Hari Adalah Peluang: Filsuf Massimo Pigliucci Mengajak Kita Menjadi Lebih Sabar, Bijaksana, dan Baik

Relevansi Ajaran Zeno di Era Modern

Di zaman modern, di mana banyak orang mengejar kebahagiaan melalui pencapaian materi dan kesenangan instan, ajaran Zeno menawarkan perspektif alternatif yang mendalam. Meskipun teknologi dan kemajuan telah membawa kenyamanan, banyak individu masih merasa kekosongan dan ketidakpuasan dalam hidup mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kebahagiaan yang didasarkan pada faktor eksternal sering kali bersifat sementara dan tidak memadai.

Marcus Aurelius: “Bukan Ini Musibah, Tapi Berkah Aku Tetap Tak Terluka” — Mengubah Perspektif dengan Filsafat Stoik

Ajaran Zeno mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sejati berasal dari dalam diri, melalui pengembangan karakter dan kebajikan. Dengan fokus pada nilai-nilai internal dan hidup sesuai dengan prinsip moral, seseorang dapat mencapai ketenangan batin dan kepuasan yang tidak tergantung pada keadaan eksternal. Pendekatan ini memberikan landasan yang kuat untuk menghadapi tantangan dan stres kehidupan modern.

Implementasi Kebajikan dalam Kehidupan Sehari-hari

Halaman Selanjutnya
img_title