Epictetus: Kunci Ketentraman Hidup Adalah Memahami Apa yang Bisa Kita Kendalikan

Epictetus
Sumber :
  • Cuplikan layar

Jakarta, WISATA – Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian dan tantangan, nasihat bijak dari filsuf Stoik kuno, Epictetus, kembali relevan dan sangat berharga. Epictetus mengajarkan bahwa untuk mencapai ketenangan batin, kita harus bisa membedakan antara hal-hal yang bisa kita kendalikan dan hal-hal yang berada di luar kendali kita.

"Filsafat Tidak Dilahirkan dari Rasa Ingin Tahu, tetapi dari Rasa Cemas": Pesan Mendalam Pierre Hadot

Menurut Epictetus, fokus utama dalam hidup seharusnya bukan pada apa yang terjadi di luar diri kita, melainkan pada bagaimana kita merespons hal tersebut. Ia menekankan bahwa sikap, pemikiran, dan tindakan kita sendiri adalah aspek yang sepenuhnya berada dalam kendali kita. Sementara itu, opini orang lain, situasi eksternal, bahkan reputasi dan kekayaan, adalah hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan sepenuhnya.

"Beberapa hal berada dalam kendali kita, dan yang lainnya tidak. Dalam kendali kita adalah opini, keinginan, hasrat, dan, secara umum, segala tindakan kita sendiri. Di luar kendali kita adalah tubuh, harta benda, reputasi, jabatan, dan, secara umum, segala sesuatu yang bukan tindakan kita sendiri."Epictetus, Enchiridion

Tidak Semua Bisa Dikendalikan, Tapi Kamu Bisa Mengendalikan Dirimu

Mengurangi Stres dengan Fokus pada Kendali Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa stres dan cemas karena mencoba mengatur hal-hal yang sebenarnya tidak bisa mereka kontrol. Ketika seseorang terlalu memikirkan pendapat orang lain, peristiwa yang belum terjadi, atau hasil dari suatu usaha, mereka cenderung kehilangan ketenangan dan menjadi mudah frustrasi.

Di Tengah Kekacauan, Filsafat Bisa Jadi Kompas Hidup

Epictetus menawarkan pendekatan berbeda: alih-alih membuang energi untuk hal-hal yang tidak pasti, lebih baik arahkan perhatian pada bagaimana kita bertindak, berpikir, dan merasa. Dengan menyadari bahwa tidak semua hal bisa kita atur, kita belajar untuk menerima kenyataan dengan lapang dada dan bijaksana.

Misalnya, dalam dunia kerja, kita tidak bisa mengatur bagaimana atasan atau rekan kerja memperlakukan kita. Namun, kita bisa memilih untuk tetap profesional, bersikap sabar, dan melakukan pekerjaan sebaik mungkin. Cara inilah yang menurut Epictetus bisa membebaskan kita dari beban emosi yang tidak perlu.

Halaman Selanjutnya
img_title