Orang Bijak Bicara Karena Punya Sesuatu, Bukan Cuma Ingin Bicara: Pesan Plato untuk Dunia Maya

Plato Fisuf Yunani Kuno
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Di era digital saat ini, di mana media sosial menjadi panggung utama untuk menyuarakan pendapat, sering kali kita terjebak dalam arus opini tanpa dasar. Namun, kutipan bijak dari Plato, filsuf Yunani kuno, memberikan pelajaran mendalam yang tetap relevan:

Donald J. Robertson: "Untuk Memahami Dunia, Kita Harus Terlebih Dahulu Memahami Diri Kita Sendiri"

"Orang bijak berbicara karena mereka memiliki sesuatu untuk dikatakan; orang bodoh berbicara karena mereka harus mengatakan sesuatu."

Pernyataan ini tidak hanya mengajak kita untuk lebih selektif dalam menyuarakan pendapat, tetapi juga menekankan pentingnya memiliki pengetahuan yang mendalam sebelum berbicara, terutama di dunia maya yang penuh dengan kebisingan informasi. Artikel ini mengupas makna kutipan tersebut, relevansinya dalam konteks komunikasi modern, serta bagaimana kita bisa menerapkannya untuk menciptakan dialog yang lebih konstruktif dan bermakna.

Donald J. Robertson: "Kebijaksanaan Bukanlah Pengetahuan tentang Segala Sesuatu, tetapi .."

Plato dan Konteks Filsafatnya tentang Komunikasi

Plato (427-347 SM) dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah filsafat Barat. Melalui dialog-dialognya, seperti yang terdapat dalam karya The Republic dan Symposium, Plato menyampaikan bahwa kebijaksanaan sejati bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana menyampaikan pengetahuan itu kepada orang lain. Menurutnya, kemampuan berbicara adalah cermin dari pikiran dan jiwa seseorang. Seorang yang benar-benar bijak tidak berbicara hanya untuk mengisi keheningan, tetapi karena ia memiliki sesuatu yang bermakna untuk disampaikan.

Donald J. Robertson: "Pikirkan dengan Hati-Hati Sebelum Bertindak, Karena Tindakan Adalah Hasil dari Pemikiran"

Plato memahami bahwa kata-kata memiliki kekuatan besar. Di zaman kuno sekalipun, ia mengajarkan pentingnya berdialog dengan cara yang mendalam, bukan sekadar berbicara demi berbicara. Pesan ini sangat relevan di era media sosial, di mana setiap orang dapat mengungkapkan pendapatnya tanpa harus memenuhi standar kebenaran atau kualitas informasi.

Makna Kutipan: Antara Kebijaksanaan dan Kesombongan

Halaman Selanjutnya
img_title