Pierre Hadot: Filsafat Itu Panduan Hidup, Bukan Sekadar Wacana!

Pierre Hadot
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Jika mendengar kata "filsafat," kebanyakan orang langsung membayangkan sesuatu yang rumit, bertele-tele, dan jauh dari kehidupan sehari-hari. Mungkin juga ada yang berpikir bahwa filsafat hanyalah diskusi abstrak di ruang kelas atau perdebatan akademis yang sulit dimengerti. Tapi bagaimana kalau sebenarnya filsafat bukan hanya tentang berpikir, melainkan juga tentang bagaimana kita menjalani hidup?

Mengenal 20 Filsuf Besar Sepanjang Sejarah dan Gagasan Besarnya yang Mengubah Dunia

Pierre Hadot, seorang filsuf asal Prancis, punya pandangan yang cukup berbeda dari kebanyakan filsuf modern. Baginya, filsafat bukan sekadar teori yang hanya dibahas di buku-buku tebal atau dalam diskusi ilmiah yang sulit dipahami. Sebaliknya, filsafat adalah cara hidup, sesuatu yang benar-benar bisa diterapkan dalam keseharian kita.

Hadot membawa kita kembali ke akar filsafat kuno, mengingatkan bahwa para filsuf besar seperti Socrates, Plato, Epictetus, dan Marcus Aurelius tidak hanya menulis tentang kebijaksanaan, tetapi juga menjalaninya. Mereka tidak hanya berpikir, tetapi juga bertindak. Jadi, jika selama ini kita menganggap filsafat hanya sebagai wacana, mungkin kita perlu melihatnya dari perspektif baru: sebagai seni hidup yang bisa membantu kita menjalani hari-hari dengan lebih bijaksana.

"‘Saya Tahu Bahwa Saya Tidak Tahu’: Makna Mendalam di Balik Ketulusan Intelektual Socrates"

Filsafat Itu Bukan Hanya untuk Akademisi, Tapi untuk Semua Orang

Salah satu kesalahan terbesar yang sering terjadi adalah menganggap filsafat sebagai sesuatu yang eksklusif, hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang mendalami teori-teori kompleks. Padahal, menurut Hadot, filsafat pada awalnya adalah panduan hidup yang bisa diterapkan oleh siapa saja, di mana saja.

25 Kutipan Socrates tentang Kesadaran Akan Ketidaktahuan yang Mengubah Cara Kita Berpikir

Di zaman Yunani dan Romawi kuno, filsafat bukan hanya tentang memahami konsep-konsep abstrak, tetapi juga tentang bagaimana kita menghadapi kesulitan, bagaimana kita bersikap dalam kehidupan sosial, dan bagaimana kita mencapai kebahagiaan sejati. Marcus Aurelius, misalnya, menulis renungan tentang bagaimana ia bisa tetap tenang di tengah tekanan hidup sebagai kaisar. Epictetus mengajarkan bahwa kita harus fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan tidak membiarkan diri kita terseret oleh emosi negatif.

Hadot menyoroti bahwa filsafat pada zaman dahulu lebih seperti latihan mental dan emosional yang bisa membantu seseorang menjadi pribadi yang lebih baik. Namun, seiring waktu, filsafat semakin terjebak dalam dunia akademis dan kehilangan perannya sebagai panduan hidup. Hadot ingin mengembalikan filsafat ke tempat semestinya: sebagai sesuatu yang bisa digunakan oleh siapa saja dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman Selanjutnya
img_title