Socrates dan Bahaya Keinginan: Hidup Sederhana sebagai Jalan Menuju Kebebasan
- Image Creator/Handoko
Malang, WISATA — Di tengah kehidupan modern yang terus mendorong kita untuk menginginkan lebih—lebih kaya, lebih terkenal, lebih cantik, lebih sempurna—ada satu kutipan kuno yang tetap terasa relevan hingga hari ini:
“Keinginan adalah awal dari semua penderitaan.”
Ucapan ini berasal dari filsuf Yunani kuno, Socrates, yang sejak ribuan tahun lalu telah memperingatkan umat manusia tentang bahaya keinginan yang tidak terkendali. Bukan berarti kita tidak boleh memiliki cita-cita atau mimpi, tetapi ketika keinginan mulai mendikte hidup kita, di situlah penderitaan perlahan datang.
Mengapa Keinginan Bisa Menyebabkan Penderitaan?
Socrates percaya bahwa hasrat duniawi—seperti kekayaan, kekuasaan, atau pengakuan—bisa menjebak manusia dalam siklus tanpa akhir. Kita merasa bahagia ketika berhasil meraihnya, tapi tidak lama kemudian kita akan menginginkan lebih. Dan ketika keinginan itu tak terpenuhi, yang datang adalah rasa kecewa, iri, dan frustrasi.
Contoh sederhana:
- Seseorang membeli ponsel terbaru, namun dalam beberapa bulan merasa kurang puas karena muncul versi yang lebih baru.
- Seseorang mengejar jabatan tinggi, tapi setelah mencapainya, merasa hampa karena kehilangan waktu untuk keluarga.
- Seorang anak muda mendambakan popularitas di media sosial, tetapi menjadi gelisah ketika jumlah likes tidak meningkat.
Dalam semua contoh itu, yang menjadi akar masalah bukanlah benda, jabatan, atau ketenaran itu sendiri, melainkan keinginan tak terpuaskan yang mendasarinya.