Ukiran pada Perkakas Batu Paleolitik Tengah Ungkap Pemikiran Simbolis Manusia Purba yang Muncul Jauh Lebih Awal

Artefak yang Terukir di Gua Manot
Sumber :
  • archaeologymag.com/E. Ostrovsky

Malang, WISATA – Sebuah penelitian baru menunjukkan bukti kuat bahwa manusia purba di Levant selama era Paleolitik Tengah mengukir bentuk geometris pada peralatan batu. Ini mengisyaratkan kemampuan kognitif tingkat lanjut dan perilaku simbolis. Penelitian ini dipimpin oleh Dr. Mae Goder-Goldberger dari Universitas Ibrani dan Universitas Ben Gurion serta Dr. João Marreiros dari Pusat Penelitian Arkeologi Monrepos dan Universitas Algarve, bekerja sama dengan Prof. Erella Hovers (Universitas Ibrani) dan Dr. Eduardo Paixão (Universitas Algarve). Tim berbagi temuan mereka dalam Ilmu Arkeologi dan Antropologi.

Rahasia Manusia Purba (Homo Sapiens) Bertahan dari Badai Matahari Dahsyat 41.000 Tahun Lalu

Selama bertahun-tahun, para arkeolog memperdebatkan apakah tanda sayatan pada perkakas batu Paleolitik Tengah disengaja atau hanya akibat penggunaan fungsional dan keausan alami. Banyak yang percaya bahwa pemikiran simbolik dan ekspresi artistik hanya muncul pada tahap akhir evolusi manusia, khususnya pada Homo sapiens modern. Namun, karya terbaru ini mempertanyakan asumsi tersebut dengan menunjukkan bahwa beberapa ukiran ini sengaja dibuat, sehingga menyiratkan sistem komunikasi simbolik kuno.

Dengan menggunakan analisis permukaan 3D tingkat lanjut, para peneliti menyelidiki lima artefak terukir dari empat situs di Levant: Gua Manot, Gua Qafzeh, Quneitra dan Gua Amud. Analisis ini menunjukkan perbedaan artefak dari berbagai lokasi. Artefak dari Manot, Qafzeh dan Quneitra berisi pola geometris terdefinisi dengan baik yang tampak terstruktur dengan sengaja, selaras dengan topografi permukaan alami batu tersebut. Artinya, ukiran ini dibuat dengan sengaja, mungkin untuk tujuan estetika atau simbolis. Sebaliknya, artefak dari Gua Amud menunjukkan sayatan yang dangkal dan tidak beraturan, tanpa pola apa pun. Hal ini menunjukkan bahwa benda-benda tersebut merupakan produk sampingan dari penggunaan fungsional sebagai pengikis, bukan pengukiran yang disengaja.

Nenek Moyang Manusia Hampir Punah 930.000 Tahun yang Lalu, Bagaimana Mereka Mengatasinya?

Metodologi yang digunakan pada penelitian tersebut tidak hanya menyoroti sifat kesengajaan dari ukiran ini tetapi juga, untuk pertama kalinya, menyediakan kerangka komparatif untuk mempelajari artefak serupa, sehingga memperkaya pemahaman kita tentang masyarakat Paleolitik Tengah.

Meskipun ukiran Qafzeh, Quneitra dan Manot tampaknya merupakan fenomena yang terisolasi dalam konteks kronologis dan geografisnya masing-masing, konsistensi dalam pola terstrukturnya menunjukkan adanya tindakan yang disengaja dan berulang. Temuan ini menyiratkan bahwa manusia purba di wilayah ini mungkin terlibat dalam beberapa tradisi budaya bersama terkait representasi simbolik.

Tulang Rahang Denisova yang sangat Langka Mengonfirmasi Adanya Sepupu Manusia yang Tersebar di Seluruh Asia

Penelitian ini mewakili langkah menentukan menuju pemahaman kemampuan simbolis nenek moyang kita. Dengan menunjukkan sifat sadar dari ukiran ini, ini menjembatani kesenjangan antara penggunaan alat fungsional dan ekspresi abstrak. Fakta bahwa tanda-tanda ini dibuat pada masa Paleolitik Tengah lebih lanjut menunjukkan bahwa pemikiran simbolik muncul jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.