Rahasia Hidup Lebih Tenang dan Produktif ala Tim Ferriss: Seni Mengelola Stres dengan Filosofi Stoikisme
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Di tengah dunia yang serba cepat, penuh tuntutan, dan tidak jarang membuat kita merasa kewalahan, ada satu pertanyaan penting yang sering muncul: Bagaimana cara mengelola stres dan tetap efisien di tengah segala kesibukan ini? Jawaban atas pertanyaan ini ternyata tidak terletak pada teknologi terbaru atau metode manajemen waktu paling canggih. Sebaliknya, jawabannya justru datang dari filosofi kuno yang telah bertahan ribuan tahun, yaitu stoikisme.
Salah satu tokoh yang berhasil mengadaptasi ajaran stoikisme ke dalam kehidupan modern adalah Tim Ferriss. Penulis buku laris The 4-Hour Workweek, pengusaha sukses, podcaster ternama, dan investor ini dikenal luas sebagai sosok yang mampu mengelola waktu dan energinya dengan sangat efisien. Namun, di balik semua pencapaiannya, Ferriss memiliki “rahasia” yang mungkin tidak banyak orang ketahui: ia adalah seorang praktisi stoikisme.
Jadi, bagaimana sebenarnya Tim Ferriss menerapkan filosofi stoik dalam kehidupannya? Dan bagaimana kita bisa belajar dari pendekatannya untuk mengelola stres dan menjadi lebih efisien? Mari kita kupas lebih dalam.
Siapa Tim Ferriss? Lebih dari Sekadar “Guru Produktivitas”
Bagi banyak orang, nama Tim Ferriss identik dengan efisiensi, produktivitas, dan gaya hidup “kerja cerdas, bukan kerja keras.” Bukunya The 4-Hour Workweek menjadi semacam “kitab suci” bagi mereka yang ingin membebaskan diri dari rutinitas kerja 9-to-5 yang membosankan dan mencari cara untuk hidup lebih bebas.
Namun, Ferriss bukan hanya seorang penulis. Ia juga seorang investor awal di perusahaan-perusahaan teknologi besar seperti Uber, Twitter, dan Shopify. Selain itu, ia adalah tuan rumah podcast The Tim Ferriss Show, di mana ia mewawancarai berbagai tokoh sukses dari berbagai bidang untuk mengungkap rahasia produktivitas, kebahagiaan, dan kinerja optimal.
Di balik semua kesuksesan itu, Ferriss kerap berbicara secara terbuka tentang perjuangannya melawan kecemasan, depresi, dan tekanan mental. Dan di sinilah stoikisme memainkan peran penting dalam hidupnya.
Apa Itu Stoikisme? Filosofi Kuno yang Relevan di Era Modern