Marcus Aurelius: Kaisar Romawi yang Jadi Guru Spiritual Masa Kini
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA – Siapa sangka, di tengah hiruk pikuk kehidupan digital, banyak orang justru menemukan kedamaian dari seorang tokoh yang hidup di abad ke-2 Masehi. Ia adalah Marcus Aurelius, Kaisar Romawi yang dikenal bukan hanya karena kepemimpinannya, tetapi karena warisan kebijaksanaan yang ia tinggalkan melalui catatan pribadinya: Meditations.
Kini, lebih dari 1.800 tahun setelah kematiannya, nama Marcus Aurelius bangkit sebagai ikon ketenangan, refleksi diri, dan pemimpin spiritual bagi mereka yang lelah dengan kehidupan serbacepat dan penuh tekanan. Dari CEO perusahaan teknologi, atlet dunia, hingga praktisi mindfulness — semua menyebut Marcus sebagai salah satu tokoh yang paling memengaruhi cara mereka berpikir dan bertindak.
Apa yang membuat sosok ini begitu relevan? Dan bagaimana ia bisa menjadi guru spiritual tanpa pernah bermaksud menjadi satu?
1. Menemukan Spiritualitas dalam Keheningan Pikiran
Marcus Aurelius tidak berbicara tentang Tuhan secara dogmatis, namun ia menekankan pentingnya mengenal dan menjaga batin sendiri. Dalam Meditations, ia berkali-kali mengajak dirinya untuk menyepi, merenung, dan mengamati pikirannya dengan jujur.
“Nowhere can man find a quieter or more untroubled retreat than in his own soul.”
(Tak ada tempat yang lebih tenang dan damai daripada jiwa seseorang itu sendiri.)