Sains Sebagai Warisan Universal: Ketika Dunia Islam Memeluk dan Dunia Barat Mengembangkan
- Image Creator/Handoko
Selain itu, internalisasi gagasan bahwa sains dan agama tidak dapat berjalan bersama sering kali menghambat generasi muda di dunia Islam untuk mengenali dan bangga pada warisan intelektual mereka. Padahal, sejarah menunjukkan bahwa harmoni antara keduanya justru melahirkan inovasi.
Hari ini, dengan meningkatnya inisiatif digitalisasi manuskrip kuno dan penelitian lintas budaya, kita memiliki peluang untuk menggali kembali sejarah yang kaya ini. Proyek seperti Manuskrip Digital Islam (Islamic Manuscripts Digitization) oleh berbagai lembaga internasional telah membuka akses ke dokumen-dokumen penting dari era keemasan dunia Islam.
Masa Depan Sains: Membangun di Atas Warisan Universal
Sains adalah milik semua manusia, tanpa memandang agama atau kebangsaan. Memahami perjalanan sejarah sains dari Yunani ke dunia Islam, lalu ke Eropa, menunjukkan bahwa kemajuan tidak pernah menjadi monopoli satu peradaban saja.
Dunia saat ini menghadapi tantangan besar seperti perubahan iklim, krisis energi, dan pandemi global. Untuk mengatasinya, kita membutuhkan pendekatan lintas disiplin dan lintas budaya, seperti yang ditunjukkan oleh sejarah sains.
Dengan menghargai dan mempelajari kembali warisan intelektual dunia Islam, kita tidak hanya mengoreksi narasi sejarah tetapi juga membuka peluang untuk kolaborasi yang lebih inklusif di masa depan.
Sains adalah bahasa universal yang melampaui batas geografis dan keyakinan. Perjalanan sains dari Yunani, melalui dunia Islam, hingga ke Eropa adalah bukti nyata bahwa pengetahuan berkembang melalui kolaborasi dan saling belajar. Saat kita menatap masa depan, penting untuk mengenang dan menghormati kontribusi semua peradaban dalam membentuk dunia modern yang kita nikmati hari ini.