Kebijaksanaan Zeno dari Citium: Kunci Hidup Bahagia Tanpa Terjebak Penderitaan
- Image Creator/Handoko
Jakarta, WISATA - Dalam dunia yang sering kali dipenuhi tekanan, stres, dan penderitaan, banyak dari kita mencari cara untuk hidup dengan damai dan bahagia. Salah satu filsuf yang mengajarkan jalan menuju kebahagiaan sejati adalah Zeno dari Citium, pendiri aliran Stoicisme yang telah mempengaruhi banyak pemikir besar sepanjang sejarah. Melalui ajaran Stoik, Zeno mengajarkan bagaimana cara menghadapi kesulitan hidup dengan tenang, tanpa terjebak dalam penderitaan.
Zeno dari Citium: Awal Mula dan Perjalanan Filsafat Stoicisme
Zeno lahir sekitar tahun 334 SM di Citium, sebuah kota kecil di Siprus. Kehidupan Zeno berubah drastis setelah ia kehilangan seluruh harta bendanya dalam sebuah kapal yang tenggelam. Kejadian ini membawanya ke Athena, di mana ia mulai mencari makna hidup melalui filsafat. Di kota ini, Zeno bertemu dengan berbagai aliran pemikiran seperti Cynicism dan Platonisme, tetapi akhirnya ia mengembangkan ajaran filsafatnya sendiri yang dikenal dengan nama Stoicisme.
Zeno membuka sekolah filsafat di Stoa Poikile (Serambi Berwarna) di Athena, tempat di mana ia mengajarkan kepada para pengikutnya tentang pentingnya hidup yang seimbang dan tidak terpengaruh oleh keadaan eksternal. Dengan memahami ajaran Zeno, seseorang bisa hidup bahagia tanpa terjebak dalam penderitaan yang disebabkan oleh perasaan atau situasi luar yang tidak dapat dikendalikan.
Filosofi Stoicisme: Hidup Bahagia Melalui Kendali Diri
Salah satu pokok ajaran Stoicisme adalah pentingnya kebajikan sebagai tujuan utama hidup. Menurut Zeno, kebahagiaan sejati tidak terletak pada kekayaan, status sosial, atau pencapaian duniawi lainnya, tetapi pada hidup yang penuh dengan kebajikan—termasuk kebijaksanaan, keberanian, keadilan, dan pengendalian diri.
Zeno menekankan bahwa penderitaan muncul karena kita cenderung berfokus pada hal-hal yang tidak dapat kita kendalikan, seperti perasaan orang lain atau hasil dari usaha kita. Oleh karena itu, salah satu cara untuk menghindari penderitaan adalah dengan belajar membedakan antara apa yang berada dalam kendali kita dan apa yang tidak. Apa yang ada dalam kendali kita adalah sikap dan tindakan kita, sementara segala sesuatu di luar diri kita, seperti cuaca, penyakit, atau kematian, adalah hal yang harus diterima tanpa penolakan.