Massimo Pigliucci: "Tidak Ada yang Benar-Benar Buruk atau Baik, Kecuali Bagaimana Kita Memilih untuk Menghadapinya"

Massimo Pigliucci
Sumber :
  • Image Creator Grok/Handoko

Jakarta, WISATA - Dalam kehidupan, kita sering kali terburu-buru memberi label pada sesuatu sebagai baik atau buruk. Jika sesuatu berjalan sesuai keinginan, kita menyebutnya baik. Sebaliknya, jika kita mengalami kegagalan atau kesulitan, kita langsung menganggapnya buruk. Namun, filsafat Stoikisme menawarkan cara pandang yang berbeda. Massimo Pigliucci, salah satu filsuf modern yang menghidupkan kembali Stoikisme, mengingatkan kita bahwa tidak ada hal yang benar-benar baik atau buruk—semuanya tergantung pada bagaimana kita menghadapinya.

25 Kutipan dan Pesan Socrates tentang Kebahagiaan: Renungan Filsafat untuk Jiwa Modern

Pernyataan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat mendalam. Ini bukan tentang menyangkal realitas atau mengabaikan kesulitan, tetapi tentang memilih perspektif yang lebih sehat dalam merespons setiap peristiwa dalam hidup.

Mengapa Persepsi Kita Lebih Penting daripada Kejadian Itu Sendiri?

William B. Irvine: Filsuf Modern yang Menyederhanakan Stoikisme bagi Dunia Modern

Bayangkan dua orang mengalami kejadian yang sama: mereka kehilangan pekerjaan. Orang pertama merasa hancur, putus asa, dan kehilangan arah hidup. Ia menganggap ini sebagai bencana dan menyerah pada keadaan. Orang kedua, meskipun kecewa, melihat ini sebagai kesempatan untuk mencari pekerjaan yang lebih baik atau bahkan memulai bisnis sendiri.

Perbedaannya? Bukan pada peristiwa yang terjadi, tetapi pada bagaimana mereka menafsirkannya. Stoikisme mengajarkan bahwa emosi negatif sering kali berasal dari interpretasi kita terhadap sesuatu, bukan dari kejadian itu sendiri. Jika kita bisa mengubah cara pandang, maka kita bisa mengubah cara kita merasakan dan menghadapi hidup.

Socrates: "Mencintai Diri Sendiri Adalah Titik Awal untuk Mencapai Kebahagiaan Sejati"

Dalam bukunya How to Be a Stoic, Pigliucci mengutip ajaran Epictetus, salah satu filsuf Stoik terbesar:

"Bukan kejadian yang membuat kita terganggu, tetapi cara kita berpikir tentang kejadian itu."

Halaman Selanjutnya
img_title