Panel Surya Fleksibel: Masa Depan Energi yang Bisa Dilipat dan Dibawa ke Mana Saja
- Image Creator/Handoko
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Selain keunggulan teknis, panel surya fleksibel juga menawarkan keuntungan ekonomi yang signifikan. Menurut data dari Bloomberg New Energy Finance, biaya produksi energi surya telah menurun sebesar 90% dalam dekade terakhir. Dengan biaya yang semakin terjangkau, banyak negara, termasuk Indonesia, kini dapat mengadopsi teknologi ini untuk memperluas akses energi terbarukan.
Tidak hanya itu, penggunaan panel surya fleksibel juga dapat membantu mengurangi emisi karbon secara signifikan. Menurut studi dari National Renewable Energy Laboratory (NREL), satu panel surya fleksibel berukuran standar dapat mengurangi emisi CO2 hingga 20 kilogram per tahun, tergantung pada lokasi dan intensitas sinar matahari. Dengan adopsi yang lebih luas, panel surya fleksibel dapat berperan penting dalam mencapai target netralitas karbon global pada tahun 2050.
Potensi di Indonesia
Indonesia, dengan intensitas sinar matahari yang tinggi sepanjang tahun, merupakan pasar yang sangat potensial untuk adopsi teknologi panel surya fleksibel. Menurut laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), potensi energi surya di Indonesia mencapai 207,8 GW. Namun, hingga kini, kapasitas terpasang baru mencapai sekitar 150 MW. Dengan teknologi panel surya fleksibel, akses ke energi surya diharapkan bisa lebih merata, bahkan hingga ke daerah-daerah terpencil.
Di sektor komersial, banyak perusahaan di Indonesia mulai melirik panel surya fleksibel untuk kebutuhan energi mereka. Misalnya, perusahaan manufaktur dan agrikultur dapat memasang panel ini di atap pabrik atau ladang untuk menghemat biaya listrik. Selain itu, sektor pariwisata yang sering beroperasi di wilayah-wilayah terpencil seperti resort di pulau-pulau juga dapat memanfaatkan teknologi ini untuk menyediakan listrik yang ramah lingkungan.
Tantangan dan Prospek Masa Depan