Misteri dan Kebijaksanaan Socrates dalam Dialog-Dialog Plato yang Paling Dicari
- Image Creator/Handoko
Socrates, seorang filsuf legendaris yang hidup di abad ke-5 SM, tetap menjadi simbol pencarian kebenaran dan kebijaksanaan. Melalui tulisan Plato, kita mengenal Socrates sebagai sosok yang tidak kenal lelah dalam mengejar pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang kehidupan, etika, dan politik. Beberapa dialog Plato seperti Apologia, Phaedo, dan The Republic tidak hanya menampilkan kebijaksanaan Socrates, tetapi juga menyimpan banyak misteri yang memikat para pembaca hingga hari ini.
Mengapa Socrates Terus Mempesona?
Meskipun Socrates tidak meninggalkan tulisan, ajaran-ajarannya yang diabadikan dalam dialog-dialog Plato terus menarik perhatian karena kemampuannya untuk memprovokasi pemikiran dan menggugah kesadaran. Socrates tidak pernah memberikan jawaban pasti; sebaliknya, ia lebih memilih bertanya dan mendorong orang lain untuk berpikir secara kritis. Sikap inilah yang membuat Socrates berbeda dan tetap relevan hingga sekarang.
Apologia: Mencari Kebenaran di Tengah Pengadilan
Dalam Apologia, Plato menulis tentang pembelaan Socrates di hadapan pengadilan Athena. Socrates dituduh merusak moral pemuda dan tidak mengakui dewa-dewa Athena, tuduhan yang bisa berujung pada hukuman mati. Namun, alih-alih membela diri dengan cara konvensional, Socrates justru memanfaatkan kesempatan ini untuk mengajarkan pentingnya kebenaran dan integritas.
Kebijaksanaan di Tengah Tuduhan
Socrates menjelaskan bahwa ia hanya melakukan apa yang diperintahkan oleh "suara hati" atau daimonion-nya, sebuah suara batin yang selalu mengingatkannya untuk mencari kebenaran. Ia menolak tunduk pada tuntutan mayoritas jika itu berarti mengorbankan prinsipnya. Apologia mengajarkan bahwa mempertahankan integritas adalah bentuk tertinggi dari kebijaksanaan, bahkan ketika kita menghadapi risiko terbesar.