Epictetus: Filsuf Stoik yang Mengajarkan Kebebasan di Tengah Keterbatasan
- Image Creator/Handoko
1. Membedakan Hal yang Dapat Dikendalikan dan yang Tidak
Ajaran ini menjadi landasan utama bagi filosofi Stoik Epictetus. Ia menekankan bahwa kita harus belajar untuk memisahkan hal-hal yang berada di bawah kendali kita — seperti pikiran, keputusan, dan tindakan kita sendiri — dari hal-hal yang tidak berada di bawah kendali kita, seperti cuaca, tindakan orang lain, atau peristiwa alam. Dengan menerima hal-hal yang tidak bisa kita kendalikan, kita menghindari penderitaan yang tidak perlu dan menemukan kedamaian dalam menerima kenyataan.
2. Mengembangkan Sikap Stoik yang Tenang dan Tegar
Epictetus mendorong kita untuk mengembangkan sikap yang tegar dan tenang dalam menghadapi situasi apa pun. Menurutnya, kebahagiaan sejati berasal dari kemampuan untuk tetap tenang dan menerima apa pun yang terjadi, baik atau buruk. Dalam bukunya, The Enchiridion, ia menyebutkan, “Tidaklah penting apa yang terjadi pada Anda, melainkan bagaimana Anda meresponsnya.” Dengan sikap yang tegar, kita belajar untuk tidak bereaksi secara emosional terhadap setiap kejadian, tetapi sebaliknya, merespons dengan bijaksana dan tenang.
3. Menjaga Pikiran Tetap Bebas
Meski hidup dalam keterbatasan sebagai seorang budak, Epictetus menegaskan bahwa pikiran seseorang tetaplah miliknya yang paling berharga dan tidak bisa dijajah oleh orang lain. Ia percaya bahwa dengan menjaga pikiran tetap bebas dari prasangka negatif, ketakutan, atau kecemasan, kita dapat menemukan kebebasan batin meskipun secara fisik terbelenggu. Ia sering mengingatkan murid-muridnya bahwa “Pikiran kita adalah milik kita sendiri, tidak peduli situasi eksternal apa pun.”
4. Berlatih Self-Discipline dan Kontrol Diri