UGM: Sangat Menginspirasi, Ini Kisah Anak Penjual Telur Keliling, Bisa Lolos Kuliah di UGM

Universitas Gadjah Mada (UGM)
Sumber :
  • ugm.ac.id

Yogyakarta, WISATA – Banyak jalan agar bisa meraih mimpi.

Masalah ekonomi, bukanlah halangan bagi siapapun untuk menggapai cita-cita, termasuk mimpi mengenyam kuliah di bangku universitas ternama di Indonesia.

Hal itulah, yang dialami I Wayan Sudiatmaja berusia 18 tahun.

Wayan berhasil meraih menggapai salah satu keinginannya untuk berkuliah di kampus UGM.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan I Nengah Raul Adyana dan Ni Luh Sulastini ini, diterima kuliah di prodi Ilmu Komunikasi Fisipol Universitas Gadjah Mada melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP).

Saat mendaftar dan registrasi, Wayan mengajukan untuk mendapatkan beasiswa KIP Kuliah.

Namanya pun kini terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah.

Bahkan saat registrasi, ia mendapat subsidi UKT sebesar 75 persen.

INFO HAJI 2024: Gelombang II Jemaah Haji Mulai Bergeser ke Madinah

Wayan, Anak Penjual Telur Keliling Lolos Kuliah di UGM

Photo :
  • ugm.ac.id
Keluarga Wayan Sudiatmaja mengontrak di rumah bedeng ukuran 5×7 meter persegi dengan dinding berdempetan dengan penghuni kontrakan lain.

Lokasi rumahnya berada di salah satu gang sempit, hanya berjarak kurang dari 10 meter dari jalan raya Candidasa, Karangasem, Bali.

Sehari-hari, sang ayah menjadi pedagang telur keliling di pasar hingga warung-warung kelontong dan restoran di sepanjang jalan di Karangasem.

Telur dagangnya diambil dari pemilik kandang ayam petelur yang berada 3 kilometer dari rumahnya.

Dalam seminggu, ia bisa mengambil telur dari kandang sebanyak 25 karpet.

Telur-telur tersebut, kemudian dibawa ke rumahnya untuk dibersihkan dan disusun rapi kembali di wadah karpet.

Jika laku, dari setiap karpet telur, ia mendapat untung sebesar Rp3.000

“Kalau dihitung bersih, rata-rata dapat 1,5 juta rupiah sampai 1,8 juta,” katanya.

Menjadi penjual telur keliling, kata Nengah, berangkat dari masukan anak bungsunya yang meminta untuk menjadi pedagang, setelah mencoba beberapa kali ganti pekerjaan dari jadi buruh perajin bambu, tenaga security, hingga kuli bangunan.

Halaman Selanjutnya
img_title