UGM: Sangat Menginspirasi, Ini Kisah Anak Penjual Telur Keliling, Bisa Lolos Kuliah di UGM
- ugm.ac.id
“Saya sempat tanya UGM itu dimana? Dia jelasin. Lalu saya tanya biaya kosmu bagaimana?” kenangnya.
Meski berat untuk melepaskan anak mendaftarkan kuliah di Jawa, namun Ni Luh mengaku dirinya luluh, saat melihat kegigihan anak sulungnya tersebut.
Yang bisa ia lakukan, adalah dengan berdoa di setiap waktu sembahyang.
Bahkan Ni Luh sempat bernazar, jika Wayan lulus, ia akan membawa sesaji pejati dalam tradisi Hindu untuk dibawa ke pura.
“Karena sudah janji saya. Itu pun saya laksanakan pas hari odalan, kurang lebih satu bulan saat sembahyang setelah Wayan dapat pengumuman (kuliah) di UGM. Saya sendiri ke sana (Pura), bapak tidak tahu. Saya bawa ayam, pisang, jajan, buah-buahan. Saya antar ke pura,” katanya.
Wayan sendiri mengaku tidak mudah untuk membujuk kedua orang tuanya untuk merestui dirinya bisa mendaftar kuliah di UGM.
Dia pun menjanjikan untuk mendaftar beasiswa KIP-K agar tidak membebani kedua orang tuanya.
Wayan pun mafhum, bahwa penghasilan orang tuanya sebagai pedagang telur keliling dan perajin tenun tentu akan kesulitan membiayai kuliahnya kelak.
Beruntung, Wayan menjadi salah satu calon penerima beasiswa KIP-K untuk calon mahasiswa baru tahun 2024 ini.
Baru keesokan harinya, dirinya memberanikan diri menyampaikan hal itu saat menunggu Ibunya selesai memasak di dapur dan ayah baru bersantai di teras setelah membersihkan telur-telur dagangannya.