Saat Filsafat Timur dan Barat Bertemu: Refleksi Madilog untuk Dunia yang Terhubung
- Cuplikan layar
Generasi muda Indonesia hari ini adalah warga dunia. Mereka bersekolah daring di luar negeri, bekerja di startup multinasional, dan mengikuti tren global dari TikTok hingga YouTube. Tapi mereka juga hidup dalam lingkungan lokal yang penuh nilai adat, agama, dan kebiasaan yang khas.
Maka, penting bagi mereka untuk membekali diri dengan cara berpikir yang tidak dogmatis. Logika dari Madilog bisa menjadi alat untuk memilah:
- Mana yang berguna, mana yang merugikan.
- Mana yang universal, mana yang lokal.
- Mana yang bisa digabungkan, dan mana yang harus tetap berbeda.
Dengan kata lain, Madilog bisa jadi kompas berpikir di dunia yang ramai dan penuh arus pemikiran seperti sekarang.
Kritik Konstruktif terhadap Madilog
Namun, tidak semua hal dalam Madilog bisa ditelan mentah-mentah. Buku ini ditulis dalam konteks perang, kolonialisme, dan kebangkitan ideologi Marxis. Ia memiliki semangat pembebasan, tapi juga membawa bias pada ilmu dan anti-mistik yang kadang terlalu ekstrem.