Chrysippus: “Bukan Hidup Panjang yang Penting, Melainkan Hidup yang Benar”
- Cuplikan Layar
“Bukan hidup panjang yang penting, melainkan hidup yang benar.”
— Chrysippus
Jakarta, WISATA - Kutipan bijak dari Chrysippus ini seolah menyentil cara pandang manusia modern yang terlalu berfokus pada memperpanjang umur dan melupakan kualitas hidup itu sendiri. Di tengah kemajuan teknologi medis dan gaya hidup sehat yang marak, banyak orang berlomba-lomba mengejar umur panjang, namun lupa menanyakan: “Apakah hidup saya sudah benar dan bermakna?”
Chrysippus, filsuf Stoik besar dari Yunani Kuno, menawarkan pandangan yang jauh lebih mendalam dan filosofis: panjangnya hidup tidak sebanding dengan bobot nilai hidup itu sendiri. Dalam artikel ini, kita akan mengulas makna dari kutipan tersebut secara mendalam, relevansinya dalam kehidupan modern, serta bagaimana kita dapat menjalani hidup yang benar menurut ajaran Stoikisme.
Siapa Chrysippus?
Chrysippus dari Soli (sekitar 280–207 SM) adalah salah satu pemikir paling berpengaruh dalam Stoikisme klasik. Ia adalah generasi ketiga dalam mazhab Stoik setelah Zeno dan Cleanthes. Chrysippus sangat berjasa dalam membentuk kerangka logika, etika, dan metafisika Stoik yang kokoh dan sistematis.
Meskipun sebagian besar tulisannya telah hilang, pengaruhnya sangat besar. Ia diyakini telah menulis lebih dari 700 karya dan sering dianggap sebagai "arsitek intelektual" Stoikisme. Salah satu ajaran utamanya adalah bahwa kebajikan adalah satu-satunya kebaikan sejati, dan bahwa hidup yang benar adalah hidup yang selaras dengan alam (logos).
Menggali Makna: Hidup Panjang vs Hidup yang Benar