Mengungkap Peran Media dalam Konflik Global: Studi Kasus Perang Vietnam dan Dunia Ketiga
- Cuplikan Layar
Jakarta, WISATA - Peran media dalam membentuk opini publik, terutama terkait dengan konflik-konflik global, telah menjadi bahan analisis yang mendalam dalam buku Manufacturing Consent: The Political Economy of the Mass Media karya Noam Chomsky dan Edward S. Herman. Dalam buku tersebut, keduanya menggambarkan bagaimana media massa, baik di negara-negara maju maupun dunia ketiga, tidak hanya berfungsi sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai instrumen yang membingkai narasi untuk mendukung kepentingan politik dan ekonomi tertentu.
Artikel ini akan membahas secara mendalam bagaimana media memainkan peranannya dalam memanipulasi pandangan publik terkait Perang Vietnam—sebuah contoh klasik dari bagaimana media membentuk dan membenarkan kebijakan luar negeri suatu negara besar terhadap negara-negara dunia ketiga. Melalui studi kasus ini, kita dapat melihat bagaimana narasi yang dibangun oleh media bukan hanya untuk melaporkan fakta, tetapi juga untuk menciptakan citra dan justifikasi bagi tindakan-tindakan militer yang tidak jarang mengabaikan dampak kemanusiaan.
Perang Vietnam: Media sebagai Mesin Propaganda
Pada tahun 1955, Perang Vietnam dimulai sebagai bagian dari Perang Dingin, di mana Amerika Serikat (AS) berusaha mencegah penyebaran komunisme di Asia Tenggara. Seiring berjalannya waktu, perang ini menjadi salah satu konflik paling kontroversial dalam sejarah modern. Media massa, baik di AS maupun di seluruh dunia, memainkan peran penting dalam membentuk opini publik mengenai perang tersebut.
Dalam buku Manufacturing Consent, Chomsky dan Herman mengungkapkan bagaimana media arus utama di AS, yang sebagian besar dikuasai oleh sejumlah korporasi besar, mempromosikan pandangan yang mendukung keterlibatan Amerika di Vietnam. Mereka menunjukkan bagaimana kerangka narasi yang dibangun media tidak hanya bertujuan untuk melaporkan peristiwa, tetapi juga untuk membentuk kesadaran masyarakat tentang "kewajiban moral" AS untuk mencegah penyebaran komunisme, sambil mengabaikan fakta-fakta yang menunjukkan kekejaman yang terjadi di lapangan.
Media, melalui film, laporan berita, dan artikel opini, sering kali menggambarkan tentara Amerika sebagai pahlawan yang berjuang melawan "ancaman komunis" yang jahat, sementara tentara Vietnam Utara dan pasukan Viet Cong digambarkan sebagai musuh yang tidak manusiawi. Ketika tentara Amerika melakukan serangan udara besar-besaran atau operasi militer yang menghancurkan desa-desa, pemberitaan lebih banyak fokus pada jumlah "teroris" yang dibunuh daripada pada penderitaan warga sipil yang terperangkap dalam kekerasan tersebut.
Kekuasaan Media dalam Menyaring Fakta