10 Pelajaran Hidup dari Iliad dan Odyssey yang Masih Berlaku Sampai Sekarang
- Cuplikan layar
Jakarta, WISATA – Karya sastra kuno tak pernah kehilangan pesonanya, terlebih jika berbicara soal Iliad dan Odyssey karya Homer. Ditulis pada abad ke-8 sebelum Masehi, dua puisi epik ini bukan hanya fondasi sastra Barat, tetapi juga sumber nilai-nilai kehidupan yang tak lekang oleh zaman. Di balik kisah perang dan petualangan, tersimpan hikmah mendalam yang masih relevan dengan kehidupan modern.
Iliad berpusat pada Perang Troya dan kemarahan Achilles, sementara Odyssey mengisahkan perjalanan panjang Odysseus untuk kembali ke kampung halamannya. Kedua kisah ini bukan sekadar cerita heroik, melainkan refleksi tentang cinta, kehilangan, harga diri, dan pencarian makna hidup.
Berikut ini 10 pelajaran hidup dari Iliad dan Odyssey yang masih bisa membimbing kita di tengah dunia yang terus berubah.
1. Emosi Bisa Menjadi Kekuatan atau Kehancuran
Dalam Iliad, kemarahan Achilles menjadi inti cerita. Ia murka karena kehormatannya direndahkan oleh Agamemnon, dan sebagai akibatnya, banyak nyawa melayang. Kemarahan yang tidak terkendali membawa kehancuran—sebuah pelajaran penting bahwa emosi yang tidak dikelola bisa merusak segalanya.
Namun, emosi juga bisa menjadi kekuatan. Setelah kematian sahabatnya Patroclus, Achilles menemukan kembali makna perjuangan dan memilih untuk bertindak. Ini menunjukkan bahwa ketika diarahkan dengan benar, emosi bisa menjadi dorongan untuk perubahan positif.