Seruan Jihad! Peran Agama dalam Mobilisasi Perang Diponegoro
- Image Creator Grok/Handoko
Kesimpulan: Jihad sebagai Kekuatan Perlawanan
Perang Jawa bukan hanya perang politik atau ekonomi, tetapi juga perang spiritual. Pangeran Diponegoro berhasil memanfaatkan sentimen keagamaan untuk membangun semangat perjuangan rakyat Jawa.
Dengan menjadikan perang ini sebagai jihad melawan penjajahan, ia mampu menarik dukungan luas dari rakyat kecil, ulama, santri, hingga bangsawan yang merasa ditindas oleh kolonialisme Belanda.
Strategi ini membuat Perang Jawa menjadi salah satu perlawanan terbesar dalam sejarah Nusantara, yang berlangsung selama lima tahun dan menghabiskan banyak sumber daya Belanda.
Pada artikel berikutnya, kita akan membahas lebih dalam tentang "1825: Ketika Yogyakarta Meledak! Awal Perang yang Menggemparkan", di mana kita akan melihat bagaimana pertempuran pertama Perang Jawa dimulai dan bagaimana pasukan Diponegoro menghadapi tentara Belanda.
Jangan lewatkan artikel selanjutnya dalam Serial Perang Jawa!