Seruan Jihad! Peran Agama dalam Mobilisasi Perang Diponegoro
- Image Creator Grok/Handoko
Banyak ulama yang juga terlibat secara langsung dalam perang ini, baik sebagai pemimpin spiritual maupun sebagai komandan pasukan. Dukungan ini membuat Perang Jawa semakin kuat karena memiliki dasar ideologi yang jelas.
4. Bagaimana Belanda Merespons Seruan Jihad Ini?
Pemerintah kolonial Belanda sangat menyadari bahwa seruan jihad ini menjadi ancaman besar bagi mereka.
Berbeda dengan pemberontakan lain yang lebih bersifat politik atau ekonomi, Perang Jawa memiliki dimensi spiritual yang membuatnya lebih sulit untuk dihentikan.
Belanda mencoba beberapa strategi untuk menghadapi pengaruh keagamaan dalam Perang Jawa:
- Menggunakan propaganda untuk melemahkan pengaruh Diponegoro
- Belanda menyebarkan rumor bahwa Diponegoro hanyalah pemberontak biasa, bukan pemimpin agama yang sah.
- Menjalin hubungan dengan ulama-ulama yang pro-kolonial
- Mereka mencoba menarik ulama tertentu untuk mempengaruhi rakyat agar tidak ikut serta dalam perang.
- Menggunakan pendekatan militer yang lebih brutal
- Mereka menyadari bahwa perang ini tidak bisa dimenangkan hanya dengan negosiasi, sehingga mereka meningkatkan tekanan militer terhadap pasukan Diponegoro.
Meskipun Belanda berusaha keras untuk meredam pengaruh jihad ini, tetapi mereka tetap kesulitan menghadapi semangat perlawanan yang telah menyebar luas di kalangan rakyat Jawa.