Populisme dan Polarisasi: Pelajaran dari Kaum Sofis dalam Pemilu AS dan Implikasinya bagi Demokrasi Global
- Image Creator/Handoko
3. Penciptaan Kambing Hitam: Menunjuk kelompok atau individu tertentu sebagai penyebab masalah, untuk mengalihkan perhatian dari isu sebenarnya.
Strategi-strategi ini efektif dalam membentuk opini publik dan meraih dukungan, terutama di era digital di mana informasi menyebar dengan cepat.
Polarisasi sebagai Dampak Populisme
Salah satu konsekuensi utama dari strategi komunikasi populis adalah polarisasi masyarakat. Retorika yang membelah antara "rakyat" dan "elit" dapat memperdalam jurang perbedaan dalam masyarakat. Di Amerika Serikat, polarisasi ini terlihat jelas dalam perbedaan pandangan politik yang tajam antara pendukung dan penentang Trump. Fenomena ini menimbulkan tantangan bagi demokrasi, karena keputusan politik yang diambil berdasarkan informasi yang menyesatkan dapat merugikan kepentingan publik.
Implikasi bagi Demokrasi Global
Penggunaan strategi komunikasi yang mirip dengan sofisme dalam politik kontemporer memiliki implikasi yang luas bagi demokrasi di seluruh dunia. Beberapa di antaranya adalah:
- Erosi Kepercayaan Publik: Manipulasi informasi dan retorika yang menyesatkan dapat mengurangi kepercayaan publik terhadap institusi demokratis.
- Penyebaran Disinformasi: Informasi yang disederhanakan atau dimanipulasi dapat menyesatkan publik dan mengaburkan kebenaran.
- Menghambat Dialog Konstruktif: Pendekatan yang menekankan kemenangan argumen daripada pencarian solusi dapat menghalangi diskusi yang produktif.