2025: Meninggalkan Era YOLO, Kembali ke YONO – Gaya Hidup Baru yang Lebih Bertanggung Jawab

Gaya Hidup YOLO, FOMO dan FOPO
Sumber :
  • Image Creator Bing/Handoko

Pandemi COVID-19 dan krisis global lainnya, seperti krisis ekonomi dan perubahan iklim, telah membuka mata banyak orang bahwa hidup penuh kesenangan tanpa pertimbangan matang bisa menimbulkan masalah besar. Ketidakpastian dunia memaksa individu dan keluarga untuk lebih bijaksana dalam merencanakan keuangan dan masa depan mereka.

Brain Rot, JOMO, dan Stoicisme: Jalan Menuju Ketahanan Mental di Era Teknologi

3. Kelelahan Finansial dan Emosional

Setelah mengikuti gaya hidup YOLO, banyak orang merasa lelah secara finansial dan emosional. Menjalani kehidupan dengan terus menerus mengejar kesenangan tanpa memikirkan dampaknya dalam jangka panjang justru menciptakan stres dan masalah keuangan. Hal ini mendorong banyak orang untuk memilih cara hidup yang lebih stabil dan terencana.

Digital Overload dan Brain Rot: Mengapa Wisata JOMO Kini Jadi Tren?

YONO: Menyambut Era Baru dengan Gaya Hidup yang Lebih Bertanggung Jawab

Di sisi lain, YONO atau "You’re Only Normal Once" mulai menjadi pilihan bagi banyak orang, terutama di kalangan generasi muda yang ingin hidup dengan lebih terstruktur dan terarah. Berbeda dengan YOLO yang mengutamakan kebebasan tanpa batas, YONO mengajarkan kita untuk menikmati hidup dengan lebih bertanggung jawab.

Panggilan Tolstoy: Berhenti Sejenak dan Temukan Kebahagiaan di Sekitar Anda

1. Meningkatkan Stabilitas Finansial

Dengan filosofi YONO, banyak orang kini mulai fokus pada pembangunan stabilitas finansial. Mereka mulai memprioritaskan tabungan, investasi, dan pengelolaan uang yang bijak. Sebagai contoh, semakin banyak generasi muda yang mulai mempelajari cara berinvestasi, merencanakan pensiun, dan mencari penghasilan tambahan agar bisa menghadapi masa depan dengan tenang.

Halaman Selanjutnya
img_title