Demokrasi dan Uji Waktu: Bagaimana Sistem Ini Bertahan di Tengah Krisis Politik Modern?

Tantangan Demokrasi Populis di Indonesia
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Jakarta, WISATA - Demokrasi telah menjadi simbol perjuangan rakyat dalam menentukan nasibnya sendiri selama berabad-abad. Namun, di era modern ini, sistem yang dianggap paling ideal untuk pemerintahan ini menghadapi tantangan yang luar biasa. Dari ancaman populisme, kemunculan oligarki tersembunyi, hingga disrupsi teknologi, demokrasi diuji di setiap lini. Apakah sistem ini masih dapat bertahan di tengah krisis politik global?

Menyelami Akar Demokrasi: Perjalanan Demokrasi dari Yunani Kuno hingga Politik Populisme Kontemporer

Sejarah Demokrasi: Dari Athena hingga Dunia Modern

Konsep demokrasi pertama kali diperkenalkan di Athena pada abad ke-6 SM oleh Kleisthenes. Sistem ini memungkinkan rakyat untuk langsung berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Meski inklusivitasnya terbatas—karena hanya laki-laki dewasa warga negara yang memiliki hak suara—demokrasi Athena menjadi tonggak awal bagi sistem pemerintahan rakyat.

Demokrasi di Persimpangan Jalan: Apakah Sistem Ini Masih Relevan di Era Modern?

Seiring waktu, demokrasi mengalami evolusi besar. Revolusi Amerika dan Revolusi Prancis pada abad ke-18 memperkenalkan konsep demokrasi modern yang lebih inklusif, seperti hak asasi manusia dan pembagian kekuasaan. Namun, perjalanan panjang ini juga penuh tantangan, terutama di era globalisasi.

Krisis Politik Modern: Apa yang Mengancam Demokrasi?

  1. Populisme
    Politik populisme telah menjadi fenomena global. Pemimpin populis sering memanfaatkan ketidakpuasan rakyat terhadap elit politik dengan janji-janji yang menarik tetapi tidak realistis. Fenomena ini melemahkan prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan berbicara dan check and balances.
  2. Disinformasi dan Teknologi
    Di era digital, penyebaran informasi tidak lagi didominasi oleh media konvensional. Media sosial menjadi platform utama yang, sayangnya, sering dimanfaatkan untuk menyebarkan berita palsu dan propaganda. Hal ini merusak integritas pemilu dan memperburuk polarisasi politik.
  3. Ketimpangan Ekonomi
    Salah satu tujuan utama demokrasi adalah menciptakan keadilan sosial. Namun, ketimpangan ekonomi yang terus meningkat menyebabkan banyak warga merasa tidak terwakili oleh sistem yang ada.
  4. Krisis Kepercayaan Publik
    Survei global menunjukkan penurunan kepercayaan masyarakat terhadap institusi demokrasi. Faktor-faktor seperti korupsi, birokrasi yang lamban, dan kegagalan pemimpin memenuhi harapan rakyat menjadi penyebab utama.
Dari Kleisthenes ke Populisme: Evolusi Demokrasi yang Menjadi Sorotan Dunia

Langkah untuk Memperkuat Demokrasi

Halaman Selanjutnya
img_title