Petani, Buruh Tani dan Dipaksa Keadaan Bertani: Nasib Tragis Petani Indonesia

Tanaman Padi
Sumber :
  • Gdm

Salah satu penyebab penurunan kesejahteraan petani adalah alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian. Data dari Kementerian Pertanian menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir, lahan sawah di Indonesia menyusut hingga lebih dari 1 juta hektare akibat konversi lahan untuk pembangunan infrastruktur dan perumahan. Hal ini menyebabkan petani kehilangan sumber penghidupan mereka, dan memperburuk ketahanan pangan di Indonesia.

UMKM: Pemerintah Resmi Hapus Utang UMKM Sektor Pertanian dan Perikanan

Kondisi ini menjadi semakin mencemaskan ketika lahan pertanian yang tersisa semakin terbatas dan tak bisa mencukupi kebutuhan pangan untuk populasi yang terus berkembang. Petani yang masih bertahan di lahan yang tersisa sering kali kesulitan dalam mempertahankan kualitas tanah dan keberlanjutan hasil pertanian mereka.

Regenerasi Petani: Harapan yang Kian Menipis

Ironi Beras Indonesia: Mengapa Negeri Agraris Masih Bergantung pada Impor?

Berdasarkan laporan Kementerian Pertanian, jumlah rumah tangga usaha pertanian (RUTP) pada periode 2013-2023 meningkat 8%, namun lahan yang tersedia semakin sempit. Menurut ahli pertanian, regenerasi petani menjadi tantangan besar yang harus segera diatasi. Tanpa adanya perubahan signifikan dalam kebijakan pertanian dan kesejahteraan petani, Indonesia bisa menghadapi krisis pangan dalam beberapa dekade mendatang.

Upaya untuk menarik minat generasi muda agar kembali ke dunia pertanian masih sangat minim. Padahal, sektor pertanian bukan hanya penting untuk ketahanan pangan, tetapi juga berpotensi menjadi sumber penghidupan yang menguntungkan jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, pemerintah harus merumuskan kebijakan yang tidak hanya melindungi petani lokal tetapi juga mendorong inovasi dan modernisasi dalam pertanian untuk memastikan masa depan yang lebih baik bagi petani Indonesia.

Mengapa PMI Indonesia Masih Terjebak di Zona Kontraksi: Sebuah Analisis Mendalam

Nasib tragis petani dan buruh tani Indonesia adalah gambaran nyata dari ketidakberdayaan sektor pertanian dalam menghadapi berbagai tantangan global dan lokal. Dari harga produk yang rendah, upah yang tidak layak, hingga kebijakan pemerintah yang kurang berpihak kepada petani, semuanya berkontribusi pada kesulitan yang mereka hadapi. Di tengah keterbatasan ini, mereka tetap bertahan dan terus berjuang untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa, meskipun sering kali harus merasakan pahitnya kerugian.

Untuk itu, sudah saatnya bagi pemerintah dan masyarakat untuk lebih memperhatikan nasib para petani dan buruh tani, serta memberikan dukungan yang lebih besar agar sektor pertanian bisa berkembang secara berkelanjutan dan memberikan kesejahteraan bagi para pelaku utamanya.