Petani, Buruh Tani dan Dipaksa Keadaan Bertani: Nasib Tragis Petani Indonesia
- Gdm
Selain itu, permasalahan lainnya adalah ketidakpastian cuaca yang mempengaruhi hasil panen. Bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan perubahan iklim membuat petani semakin sulit merencanakan musim tanam mereka. Dalam beberapa tahun terakhir, fenomena perubahan iklim yang ekstrem menyebabkan banyak petani padi harus mengurangi frekuensi tanam mereka untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Hal ini, pada gilirannya, mengurangi produksi pangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan domestik.
Di sisi lain, kebijakan pemerintah mengenai impor beras juga memberikan dampak negatif bagi petani lokal. Pada tahun 2024, pemerintah Indonesia memutuskan untuk mengimpor 3,6 juta ton beras meskipun hasil panen lokal sedang meningkat. Keputusan ini memicu kemarahan di kalangan petani, karena masuknya beras impor menurunkan harga gabah di pasar, sehingga semakin memperburuk pendapatan petani. Dalam situasi seperti ini, para petani merasa bahwa kebijakan pemerintah tidak berpihak pada mereka, padahal mereka sudah berusaha keras untuk menghasilkan pangan bagi bangsa.
Buruh Tani: Pekerja yang Tertinggal
Sementara itu, nasib buruh tani pun tidak kalah tragis. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa upah buruh tani di Indonesia hanya sekitar 62% dari upah tukang bangunan, salah satu sektor pekerjaan dengan upah yang relatif lebih tinggi. Ini menunjukkan betapa rendahnya penghargaan terhadap pekerjaan yang mengandalkan tenaga fisik ini. Meskipun buruh tani bekerja keras di sawah atau ladang dari pagi hingga sore, mereka sering kali tidak mendapatkan upah yang layak untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.
Keadaan ini semakin diperburuk dengan menurunnya jumlah generasi muda yang tertarik untuk menjadi petani atau buruh tani. Menurut survei yang dilakukan oleh IPB University, petani yang berusia di atas 45 tahun mendominasi jumlah petani Indonesia, sementara jumlah petani muda semakin sedikit. Ini mengindikasikan bahwa sektor pertanian kekurangan regenerasi, yang berpotensi mengancam keberlanjutan produksi pangan di masa depan.
Lahan Pertanian yang Menyusut