Yoyok KOPITU: Anindya Bakrie Harus Ubah KADIN Jadi “Kandang Jago”, Bukan “Jago Kandang”

Yoyok Pitoyo Bersama Pengusaha Korea Selatan
Sumber :
  • Handoko

Yoyok berharap Anindya Bakrie bisa membawa perubahan besar di Indonesia dengan meningkatkan kemitraan antara perusahaan besar dan UMKM. Melalui kolaborasi yang lebih erat, diharapkan UMKM bisa tumbuh lebih cepat dan menjadi tulang punggung ekonomi yang lebih kuat.

Yoyok KOPITU: "KADIN Hanya Fokus Oligarki, UKM Gagal Bersaing di Pasar Global"

Data Statistik: Penurunan Kelas Menengah di Indonesia

Berdasarkan data terbaru dari Bank Dunia pada 2023, hanya sekitar 20% dari populasi Indonesia yang tergolong sebagai kelas menengah, angka ini menurun dibandingkan dengan 25% pada 2020. Kelas menengah adalah tulang punggung ekonomi suatu negara, namun di Indonesia, sektor ini justru mengalami penurunan, salah satunya karena kurangnya dukungan infrastruktur dari pihak-pihak terkait, termasuk KADIN.

Yoyok KOPITU: KADIN Gagal Tangkap Potensi Global Penempatan Pekerja Migran Formal

Lebih lanjut, data menunjukkan bahwa hanya sekitar 15% UMKM yang terhubung dengan perusahaan besar atau sektor formal. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan besar antara sektor UMKM dan perusahaan besar, yang seharusnya bisa dijembatani oleh KADIN melalui berbagai inisiatif strategis.

Dorongan untuk Penetrasi Pasar Global

Penting! Pemerintah Melakukan Hal Berikut Ini agar Kelas Menengah Tidak Semakin Terpuruk

Yoyok juga menegaskan bahwa KADIN harus mendorong pengusaha Indonesia untuk melakukan penetrasi ke pasar global, bukan hanya fokus pada pasar dalam negeri. “Kita harus berani bersaing di luar negeri, tidak hanya nyaman di dalam negeri,” ujarnya. Tantangan ini tidak mudah, namun sangat penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat internasional.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada 2023, sekitar 55% dari total ekspor Indonesia masih didominasi oleh bahan mentah. Sebaliknya, negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand telah berhasil meningkatkan proporsi ekspor produk jadi hingga lebih dari 40%. Hal ini menegaskan pentingnya pengembangan produk bernilai tambah bagi Indonesia agar bisa bersaing di pasar internasional.

Halaman Selanjutnya
img_title