Kerangka Berusia 9.000 Tahun Mengungkap ‘Kutukan’ Kota Kuno Çatalhöyük

Çatalhöyük setelah Penggalian Pertama
Sumber :
  • artifactinsight/James Melaart and team

Belum lagi, 33% dari total 742 jenazah menunjukkan tanda-tanda infeksi bakteri. 13% gigi wanita dan 10% gigi pria mengalami kerusakan, hal ini menunjukkan bahwa mereka mengonsumsi makanan yang tidak seimbang, terlalu banyak sereal dibandingkan kelompok makanan lainnya. Kondisi sanitasi sangat buruk, dinding dan lantai sangat terkontaminasi kotoran manusia dan hewan. 

TIMNAS SENIOR INDONESIA: STY Bocorkan Jadwal Kedatangan 6 Pemain Lagi ke Timnas di Turki

Dalam upaya untuk mengungkap kekuatan yang memicu kekerasan yang meluas terhadap Çatalhöyük, para peneliti telah mengajukan serangkaian hipotesis. Sebuah teori yang menarik menyatakan bahwa pertumbuhan kota yang cepat dan kepadatan penduduk yang tinggi, dengan perkiraan 8.000 penduduk tinggal di wilayah yang relatif kecil, mungkin berkontribusi pada meningkatnya ketegangan dan kerusuhan sosial

Semua kondisi buruk seperti kepadatan penduduk, kekurangan pangan, epidemi, telah menyebabkan kekerasan di kota. Hal ini menjelaskan sisa-sisa tengkorak yang retak yang disebutkan di atas: mereka saling membunuh karena stres, kemarahan, dan kelangsungan hidup. Tragedi-tragedi ini berlanjut satu demi satu dan semakin menyebar seperti sebuah kutukan, hingga kota metropolitan yang makmur itu benar-benar runtuh.

TIMNAS SENIOR INDONESIA: Target Shayne Pattynama di Piala Asia 2023

Faktor lingkungan mungkin juga berperan dalam kematian Çatalhöyük. Kekeringan, kelangkaan sumber daya, atau penyebaran penyakit dapat memperburuk kesenjangan sosial dan ekonomi yang ada, sehingga menyebabkan persaingan, konflik, dan pada akhirnya kekerasan.

Kerangka berusia 9.000 tahun di Çatalhöyük menceritakan kisah tragis runtuhnya sebuah peradaban besar. “Kutukan” yang tersembunyi di dalam kerangka-kerangka ini bukan hanya sebuah peringatan akan adanya kekerasan namun juga sebuah bukti betapa rapuhnya masyarakat manusia dalam menghadapi perubahan lingkungan dan sosial. Penemuan ini memberikan kontribusi penting dalam studi sejarah manusia, membantu kita lebih memahami masa lalu dan tantangan yang dihadapi nenek moyang kita.

TIMNAS SENIOR INDONESIA, Harus Keluar dari Zona Nyaman, Genjot Latihan Fisik