Socrates: "Kebahagiaan adalah Kondisi Batin yang Berkembang Ketika Kita Hidup Sesuai dengan Nilai-Nilai Kita"
- Image Creator Bing/Handoko
Jakarta, WISATA - Kata-kata ini merupakan inti dari ajaran Socrates yang mengajak setiap individu untuk mencari kebahagiaan tidak melalui pencapaian materi atau validasi eksternal, melainkan dengan hidup secara autentik sesuai dengan nilai-nilai yang telah kita pegang. Konsep ini menekankan bahwa kebahagiaan sejati berakar dari kondisi batin yang harmonis—di mana pikiran, hati, dan jiwa bekerja seirama untuk menciptakan kehidupan yang bermakna.
Latar Belakang Socrates
Socrates (470–399 SM) merupakan tokoh sentral dalam tradisi filsafat Barat yang dikenal karena metode bertanyanya yang kritis dan pencarian tanpa henti atas kebenaran. Tanpa menulis karya apa pun, Socrates menginspirasi generasi melalui dialognya yang dicatat oleh murid-muridnya, terutama Plato. Ajarannya berpusat pada konsep bahwa pemahaman diri dan pengejaran kebajikan adalah kunci untuk hidup yang baik, atau eudaimonia. Menurut Socrates, hidup sesuai dengan nilai-nilai moral merupakan fondasi bagi kebahagiaan sejati dan pembentukan karakter yang utuh.
Makna Kutipan
Dalam ungkapan "Kebahagiaan adalah kondisi batin yang berkembang ketika kita hidup sesuai dengan nilai-nilai kita," Socrates menyatakan bahwa kebahagiaan bukanlah sesuatu yang bersifat statis atau dapat diperoleh dari luar, melainkan hasil dari kehidupan internal yang diwarnai oleh integritas dan konsistensi antara pikiran, perasaan, dan tindakan.
Ajarannya menekankan pentingnya hidup secara konsisten dengan keyakinan yang mendalam. Saat seseorang menjalani hidup dengan nilai-nilai yang dipegang teguh—baik itu kejujuran, keadilan, atau kasih sayang—maka internalisasi nilai-nilai tersebut akan menghasilkan keseimbangan batin. Keseimbangan itulah yang menjadi sumber kebahagiaan yang sejati, karena tidak adanya konflik antara apa yang dipercayai dan apa yang dilakukan.
Relevansi di Era Modern