Para Filsuf Pengkritik Aliran Filsafat Epikureanisme, yang Didirikan oleh Epikuros

Filsafat Epikureanisme
Sumber :
  • Image Creator/Handoko

Malang, WISATA - Epikureanisme adalah salah satu aliran filsafat yang didirikan oleh Epikuros pada abad ke-4 SM di Yunani. Filsafat ini menekankan pentingnya mencapai kebahagiaan melalui kenikmatan sederhana dan penghindaran rasa sakit. Meskipun Epikureanisme memiliki banyak pengikut dan memberikan pengaruh besar dalam sejarah pemikiran manusia, aliran ini juga tidak lepas dari kritik. Beberapa filsuf terkenal memberikan pandangan kritis terhadap prinsip-prinsip Epikureanisme. Artikel ini akan membahas para filsuf yang menjadi pengkritik utama aliran filsafat ini.

Rahasia Bahagia Stoikisme: Inspirasi Ryan Holiday dan Tokoh Modern Lainnya yang Mengubah Hidup

Kritik terhadap Epikureanisme

Sebelum membahas para filsuf pengkritik, penting untuk memahami beberapa kritik umum terhadap Epikureanisme. Kritik-kritik ini meliputi pandangan yang terlalu sederhana tentang hedonisme, penghindaran rasa sakit yang dianggap defensif, kekurangan dalam mengatasi masalah sosial, pandangan tentang kematian yang tidak memberikan makna spiritual, dan pengabaian terhadap nilai-nilai spiritual.

Tokoh Stoikisme Modern: Dari Ryan Holiday Hingga Donald Robertson, Siapa yang Menginspirasi Dunia?

Para Filsuf Pengkritik Epikureanisme

1. Plato

Mengapa Stoikisme Melejit di Kalangan Milenial dan Gen Z? Alasan Filosofi Kuno Kini Jadi Fenomena

Meskipun Plato meninggal sebelum Epikuros mulai mengajarkan filsafatnya, ide-idenya memberikan dasar bagi banyak kritik terhadap Epikureanisme. Plato mengajarkan bahwa dunia yang dapat kita lihat dan rasakan adalah bayangan dari dunia ide yang sempurna. Ia menekankan pentingnya aspek spiritual dan transendental dari kehidupan, yang bertolak belakang dengan pandangan materialistik Epikuros. Bagi Plato, kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai hanya melalui kenikmatan fisik dan penghindaran rasa sakit, melainkan melalui pengejaran kebijaksanaan dan pemahaman akan kebenaran yang lebih tinggi.

2. Aristoteles

Halaman Selanjutnya
img_title