Data Genetik Tertua dari Kerabat Manusia Ditemukan pada Fosil Gigi Berusia 2 Juta Tahun
- Instagram/t_h_e_c_y_b_o_r_g
Malang, WISATA – Analisis DNA dilakukan pada manusia purba yang ditemukan di sebuah gua di Afrika Selatan menunjukkan hubungan kekerabatan manusia.
Tujuan analisis DNA pada manusia purba dapat memberikan petunjuk baru tentang evolusi manusia dan menjawab pertanyaan, misalnya berkaitan dengan keanekaragaman Neanderthal dan spesies lainnya.
Dilansir dari archaeologymag.com, informasi genetik dari kerabat manusia purba telah diekstraksi, menjadikannya data tertua yang ditemukan hingga saat ini.
Penemuan luar biasa ini melibatkan analisis rangkaian protein dari beberapa fosil gigi Paranthropus Robustus yang ditemukan di sebuah gua di Afrika Selatan, berusia sekitar dua juta tahun yang lalu.
Data genetik yang diambil dari fosil-fosil ini adalah yang tertua yang pernah dikumpulkan dari hominin mana pun, sehingga mendorong kembali catatan genetik ke waktu dan tempat yang sebelumnya tidak terbayangkan, menurut para ilmuwan.
Penelitian yang dipimpin oleh Enrico Capellini dari Universitas Kopenhagen ini melibatkan penggunaan spektrometri massa untuk menganalisis protein dalam email gigi.
Salah satu protein yang mereka identifikasi, yang disebut amelogenin-Y, menunjukkan bahwa dua gigi milik laki-laki, sedangkan dua gigi lainnya kemungkinan besar milik perempuan berdasarkan keberadaan protein versi kromosom X.
Dengan menggunakan data dari 400 rangkaian asam amino, para peneliti membangun pohon evolusi sederhana, yang memastikan bahwa Homo sapiens, Neanderthal dan Denisovan memiliki kekerabatan yang lebih dekat satu sama lain dibandingkan dengan Paranthropus Robustus yang berusia dua juta tahun.
Data genetik baru dari protein purba ini dianggap sebagai terobosan transformatif bagi paleoantropologi, yang berpotensi membantu dalam memahami garis keturunan evolusi hominin awal.
Protein, karena lebih tangguh daripada DNA, memungkinkan para peneliti untuk membalikkan catatan molekuler dan memberikan wawasan tentang hubungan hominin yang sebelumnya sulit untuk ditentukan. Namun, beberapa ahli tetap berhati-hati mengenai sejauh mana protein purba dapat memberikan kejelasan dibandingkan dengan analisis DNA.
Pelestarian materi genetik gigi disebabkan oleh daerah kering yang terkena dampak banjir bandang, sehingga menjamin pelestarian yang luar biasa. Meskipun hal ini mungkin membatasi jumlah fosil serupa yang ditemukan di lokasi tertentu, teknik yang digunakan dalam penelitian ini berpotensi diterapkan di situs geologi lainnya.
Penelitian inovatif ini telah membuka kemungkinan baru untuk memahami garis keturunan evolusi kuno dan pohon keluarga manusia yang kompleks