Apakah Itu Alat dari Batu atau Hanya Sekedar Batu, Arkeolog Menjelaskan Bagaimana Membedakannya
- Instagram/archaeologyworldwide
Malang, WISATA – Pernahkah Anda mendapati diri Anda berada di galeri museum tentang asal usul manusia, menatap kotak kaca penuh batu yang diberi label 'perkakas batu' dan bergumam dalam hati, "Bagaimana mereka tahu itu bukan sembarang batu?"
Sekilas, mungkin tampak mustahil untuk menguraikannya. Namun, sebagai seorang arkeolog eksperimental dengan pengalaman dalam mempelajari dan membuat peralatan batu, mengatakan bahwa ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa sebuah batu telah dimodifikasi oleh manusia atau nenek moyang kita yang sangat kuno, hominin.
Proses ini, yang dikenal sebagai flintknapping, dapat disederhanakan menjadi penguasaan gaya, sudut dan struktur batuan. Jika dilakukan dengan benar, flintknapping menciptakan fitur-fitur yang dapat dikenali yang digunakan para arkeolog untuk mengidentifikasi peralatan batu.
Perkakas batu adalah bebatuan yang telah dipilih untuk digunakan atau sengaja diubah. Teknologi ini muncul sekitar 3,3 juta tahun yang lalu dan menjadi penting bagi hominin--semua spesies yang masih hidup maupun yang sudah punah yang termasuk dalam garis keturunan manusia. Saat ini kita, Homo sapiens, adalah satu-satunya hominin yang masih hidup.
Kita bukanlah satu-satunya spesies hidup yang membuat dan menggunakan perkakas dari batu--banyak primata lain yang melakukannya--tetapi tingkat modifikasi yang dilakukan hominin tidak tertandingi di dunia hewan. Monyet dan kera lainnya mungkin memegang batu besar di tangan mereka untuk memecahkan kacang di atas batu datar seperti meja.
Namun, sebagian besar hominin tidak bergantung pada batu yang dikumpulkan begitu saja. Mereka memodifikasi dan membentuknya menjadi peralatan yang berguna untuk berbagai tugas, termasuk memotong daging atau tanaman, mengolah kayu, mengikis kulit dan bahkan sebagai proyektil.
Perkakas batu penting bagi para arkeolog karena tahan lama dan awet. Hal ini menjadikannya salah satu bukti terbaik perilaku hominin dan memungkinkan kita untuk lebih memahami bagaimana populasi yang berbeda beradaptasi dengan lingkungan lokal sepanjang waktu dan wilayah geografis yang luas.