Gigi Berusia 2,2 Juta Tahun Ungkap Rahasia Kerabat Manusia yang Ditemukan di Gua Afrika Selatan

Malang, WISATA – Potongan-potongan kecil email gigi dari kedalaman gua Afrika Selatan telah mulai mengungkap rahasia yang disimpan selama 2 juta tahun oleh kerabat manusia jauh.

Para arkeolog menemukan gigi dari empat anggota spesies Paranthropus robustus, kerabat manusia berkaki dua yang hidup antara 1,8 juta dan 1,2 juta tahun lalu dari Swartkrans, sebuah gua yang mengandung fosil di situs Warisan Dunia Cradle of Humankind di Afrika. 



Begini Kira-kira Rupa Paranthropus robustus

Photo :

• Instagram/extinctanimalsfacts

Dengan menggunakan teknik canggih yang dapat menganalisis urutan asam amino fosil, para peneliti dapat menentukan jenis kelamin individu dan menemukan variasi genetik yang mengejutkan yang dapat menunjukkan keberadaan spesies yang sebelumnya tidak diketahui.

Teknik-teknik ini merupakan bagian dari bidang proteomik, atau mempelajari serangkaian protein yang diawetkan — bidang sains yang relatif baru yang memberikan banyak pencerahan mengenai evolusi hominin awal, suatu kelompok yang meliputi manusia dan kerabat terdekat kita.

"Menemukan silsilah keluarga manusia menggunakan protein adalah tujuannya," kata Claire Koenig, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Kopenhagen dan salah satu penulis studi yang diterbitkan pada hari Kamis (29 Mei) di jurnal Science. Namun saat ini kemampuan kita untuk membedakan antara spesies yang berbeda dibatasi oleh sedikitnya jumlah protein berbeda yang ada dalam email.

Meskipun DNA telah ditemukan dari kerangka purba di Afrika, sejauh ini teknik tersebut hanya berhasil digunakan pada material hominin yang berasal dari tidak lebih dari 20.000 tahun yang lalu, jauh di dalam rentang hidup spesies kita sendiri, Homo sapiens karena DNA terdegradasi dengan cepat di lingkungan tersebut. Untuk mendapatkan sejarah evolusi hominin yang berusia sekitar 6 juta tahun, diperlukan analisis jaringan email gigi yang lebih keras dan lebih stabil.

Halaman Selanjutnya

Dalam penelitian baru tersebut, tim peneliti internasional yang dipimpin oleh Madupe menggunakan analisis paleoproteomik untuk melampaui batas DNA purba dan memahami gen empat hominin yang hidup sekitar 2 juta tahun lalu.