Gaya Hidup Berburu dan Meramu pada Zaman Prasejarah

Gambar Bison di Gua Prasejarah
Sumber :
  • Instagram/behindthetrowel

Malang, WISATA – Gaya hidup berburu dan meramu, sebuah cara subsisten yang menonjol pada zaman prasejarah, mewakili sistem sosio-ekonomi kuno yang dipraktikkan oleh populasi manusia sebelum munculnya pertanian dan peradaban menetap

Mengejutkan! Penemuan Mumi Mesir Berusia 2.000 Tahun Ternyata Seorang Wanita Hamil

Berakar pada prinsip mencari makan dan perolehan sumber daya, cara hidup ini mencakup gaya hidup yang terdesentralisasi dan nomaden yang ditandai dengan ketergantungan pada aktivitas berburu, memancing, dan meramu untuk mempertahankan makanan penting dan memenuhi beragam kebutuhan kelompok kecil yang berbasis kekerabatan.

‘Berburu dan meramu’ adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan strategi subsisten dan cara hidup yang diadopsi oleh masyarakat manusia pada zaman prasejarah. Ini melibatkan pengumpulan sumber daya tanaman liar dan perburuan hewan liar untuk mendapatkan makanan.

HKTI: Pupuk Sering Langka, Jalan Ketahanan Pangan Masih Terjal

Istilah ini juga terkadang digunakan sebagai “pemburu-pengumpul-nelayan” atau “berburu-meramu-menyimpan”.

Asal usul gaya hidup berburu dan meramu dapat ditelusuri kembali ke periode p, yang juga dikenal sebagai Zaman Batu Tua. Selama rentang waktu yang sangat lama ini, yang mencakup jutaan tahun, spesies manusia purba mulai berevolusi dari yang awalnya herbivora menjadi memasukkan protein hewani ke dalam makanan mereka. Pemanfaatan peralatan, seperti batu tajam dan perkakas dari tulang, memungkinkan peningkatan teknik berburu dan menyembelih, sehingga meningkatkan kemampuan untuk mengeksploitasi sumber daya hewan secara efisien.

TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII): Lebih dari 9.000 Wisatawan Berkunjung di Hari Libur Panjang

Pada periode Paleolitikum, manusia bersifat nomaden, mengikuti kawanan hewan dan berpindah ke daerah yang kaya akan tumbuhan yang dapat dimakan. Perilaku nomaden ini penting bagi kelangsungan hidup mereka karena memungkinkan mereka menghindari pengurasan sumber daya lokal dan beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan. Mobilitas difasilitasi oleh barang-barang yang ringan dan portabel, sehingga memungkinkan relokasi yang cepat dan meminimalkan dampak ekologisnya terhadap wilayah tertentu.

Periode Mesolitikum, sering disebut sebagai Zaman Batu Tengah, menyaksikan kemajuan lebih lanjut dalam gaya hidup berburu dan meramu. Manusia mengembangkan peralatan yang lebih canggih, seperti mikrolit, yaitu serpihan batu kecil yang digunakan sebagai mata panah dan bilah. Alat-alat ini sangat meningkatkan kemampuan mereka berburu, berkontribusi terhadap peningkatan efisiensi dan tingkat keberhasilan dalam memperoleh sumber daya makanan.

Halaman Selanjutnya
img_title