Metafisika Aristoteles: Memahami Realitas Lebih Dalam Melalui Akal dan Pengamatan
- Image Creator Grok/Handoko
Tuhan dalam pandangan ini bukan sosok pribadi seperti dalam agama Abrahamik, tetapi wujud tertinggi dari aktualitas murni, yang menjadi objek pemikiran dan hasrat semua keberadaan di alam.
Metafisika Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teologi
Metafisika Aristoteles memiliki dampak besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan, logika, hingga teologi. Filsuf Muslim seperti Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd mengembangkan lebih lanjut pemikiran ini dalam kerangka Islam, dan mempertemukannya dengan ajaran tauhid.
Begitu pula tokoh Kristen seperti Thomas Aquinas yang menjadikan metafisika Aristoteles sebagai fondasi untuk menyusun teologi skolastik di Abad Pertengahan. Bahkan dalam filsafat modern, pertanyaan metafisik Aristoteles tetap menjadi inspirasi bagi diskusi tentang eksistensi, identitas, waktu, dan kausalitas.
Relevansi Metafisika Aristoteles di Abad ke-21
Di era teknologi dan data besar saat ini, metafisika Aristoteles tetap memiliki tempat penting. Saat manusia sibuk dengan hal-hal yang tampak dan terukur, metafisika mengingatkan bahwa di balik segala yang terlihat, ada struktur yang lebih dalam yang harus dipahami.
Diskusi tentang makna keberadaan, hubungan antara materi dan kesadaran, serta tujuan hidup manusia tetap menjadi pertanyaan utama yang tidak bisa dijawab oleh sains murni. Dalam hal ini, pemikiran Aristoteles memberi dasar filosofis untuk menjembatani ilmu pengetahuan dan nilai-nilai eksistensial.