Aristoteles dan Pandangannya tentang Alam Semesta: Filsafat Kosmos yang Bertahan Ribuan Tahun
- Image Creator Grok/Handoko
Jakarta, WISATA — Sebelum Galileo mengarahkan teleskop ke langit dan Isaac Newton menyusun hukum gravitasi, seorang filsuf Yunani kuno bernama Aristoteles telah lebih dulu mencoba memahami tatanan alam semesta. Dengan pendekatan logis dan observasi yang cermat, Aristoteles menciptakan pandangan kosmologis yang memengaruhi dunia sains dan filsafat selama lebih dari 1.500 tahun.
Meskipun banyak dari pandangan kosmologisnya telah digantikan oleh ilmu pengetahuan modern, pemikiran Aristoteles tetap penting karena ia meletakkan dasar-dasar berpikir sistematis tentang alam, menghubungkan gerak benda langit dengan hukum-hukum yang bisa dijelaskan lewat akal manusia.
Apa saja konsep utama Aristoteles tentang alam semesta? Dan mengapa pengaruhnya begitu besar dalam sejarah pemikiran manusia? Berikut penjelasan lengkapnya.
Alam Semesta yang Teratur dan Berhierarki
Dalam pandangan Aristoteles, alam semesta adalah tatanan kosmos yang harmonis dan terstruktur, bukan kekacauan (chaos). Ia percaya bahwa setiap benda dan fenomena memiliki tempat dan tujuan tertentu dalam struktur alam.
Aristoteles membagi dunia menjadi dua wilayah besar:
1. Dunia Sub-Lunar (di bawah bulan):
Ini adalah dunia yang kita tinggali—bumi dan segala isinya. Dunia ini tidak sempurna, penuh perubahan, kelahiran, dan kematian.