Zeno dari Citium: “Hindari Mengejar Hal-Hal yang Tidak Membawa Kebaikan bagi Jiwa”
- Cuplikan layar
Filosofi Stoik untuk Menemukan Arah Hidup di Tengah Hiruk-Pikuk Dunia Modern
Jakarta, WISATA — “Hindari mengejar hal-hal yang tidak membawa kebaikan bagi jiwa.” Kutipan ini mungkin terdengar sederhana, tetapi memiliki kekuatan filosofis yang mendalam. Zeno dari Citium, pendiri mazhab Stoicisme di Yunani Kuno, menyampaikan pesan ini sebagai landasan dari kehidupan yang bermakna.
Bagi Zeno, jiwa manusia adalah pusat dari seluruh kehidupan. Segala yang dilakukan manusia seharusnya mengarah pada peningkatan kualitas jiwanya—bukan sekadar pencapaian materi, status sosial, atau popularitas sesaat. Dalam ajaran Stoik, kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai bila kita hidup sejalan dengan kebajikan dan nilai moral yang tinggi.
Dunia Modern: Terlalu Banyak yang Dikejar, Terlalu Sedikit yang Bermakna
Kehidupan saat ini dipenuhi oleh tekanan untuk selalu meraih lebih banyak: lebih banyak harta, lebih banyak pengakuan, lebih banyak kesuksesan. Namun, Zeno mengingatkan bahwa tidak semua hal layak untuk diperjuangkan—terutama jika tidak memberi nilai tambah bagi jiwa.
Mengejar sesuatu hanya karena desakan sosial, tren media sosial, atau dorongan ego semata justru bisa menjauhkan manusia dari ketenangan batin. Ketika jiwa dipenuhi kecemasan dan ketidakpuasan, maka pencapaian eksternal menjadi tidak berarti. Di sinilah relevansi kutipan Zeno sangat kuat dalam konteks dunia modern.
Jiwa sebagai Pusat dari Kehidupan Stoik