Epictetus: Tentang Mengampuni dan Memaafkan dengan Hati Terbuka
- abackpekerstate
Namun, jika kita mempraktikkan ajaran Epictetus, kita akan menyadari bahwa tidak semua harus ditanggapi, dan tidak semua orang harus diberi pelajaran. Terkadang, yang kita butuhkan adalah memberi ruang untuk memahami, lalu melepaskan dengan tenang.
Mengampuni adalah bentuk kepemimpinan diri—tanda bahwa kita tidak mudah diprovokasi, dan tidak membiarkan luka menjadi identitas.
Kesimpulan: Memaafkan untuk Jiwa yang Bebas
Epictetus tidak pernah menjanjikan hidup yang bebas dari luka. Tapi ia menawarkan sesuatu yang jauh lebih berharga: kebebasan jiwa, ketenangan hati, dan kekuatan untuk tetap bijak meski disakiti. Semua itu bisa diraih jika kita bersedia memaafkan—baik orang lain maupun diri sendiri.
Mengampuni bukan tentang membiarkan pelaku lolos. Mengampuni adalah tentang melepaskan dirimu dari jerat luka yang tak kunjung sembuh.
Karena pada akhirnya, seperti kata Epictetus, “Kebahagiaan tidak bergantung pada keadaan luar, tetapi pada cara kita memandangnya.”