Epictetus: Tentang Mengampuni dan Memaafkan dengan Hati Terbuka

Epictetus Salah Seorang Filsuf Stoicisme
Sumber :
  • abackpekerstate

Epictetus mengajarkan bahwa kita tidak bisa mengontrol perilaku orang lain, tapi kita bisa memilih bagaimana merespons. Saat kita memutuskan untuk memaafkan, kita sebenarnya sedang mengambil kembali kendali atas hidup kita—menolak dikendalikan oleh kemarahan, dan memilih ketenangan.

Keteguhan Hati adalah Pondasi Semua Kebajikan: Pelajaran Abadi dari Zeno dari Citium

Bukan Perkara Mudah, Tapi Mungkin Dilatih

Epictetus menyadari bahwa memaafkan tidak selalu mudah. Tapi seperti kebajikan lain, ia percaya bahwa kemampuan ini bisa dilatih setiap hari. Ia menganjurkan untuk memeriksa diri sebelum tidur: bagaimana kita bereaksi hari ini, apakah kita terlalu marah, atau masih menyimpan dendam?

Zeno dari Citium: “Orang Bijak Tidak Menyesali Masa Lalu, Tidak Takut pada Masa Depan”

Dengan kebiasaan refleksi ini, kita belajar mengenali emosi yang muncul, lalu melepaskannya secara sadar. Semakin sering dilakukan, semakin kuat kemampuan kita untuk tidak dikendalikan oleh kemarahan.

Apa Manfaat Memaafkan Menurut Epictetus?

Zeno dari Citium: “Apa yang Menimpa Kita Bukanlah Masalah, Cara Kita Menghadapinya yang Menentukan”

1.     Ketenangan batin
Saat kita memaafkan, beban psikologis menjadi ringan. Tidak ada lagi perasaan marah, kesal, atau ingin membalas. Pikiran menjadi lebih jernih dan hidup terasa lebih damai.

2.     Hubungan yang sehat
Manusia adalah makhluk sosial. Dengan hati yang mudah memaafkan, kita menciptakan ruang aman dalam hubungan—baik dalam keluarga, pertemanan, maupun pekerjaan.

Halaman Selanjutnya
img_title