Seneca: Kemiskinan Membutuhkan Sedikit, Kemewahan Menginginkan Banyak, dan Keserakahan Menginginkan Segalanya

Seneca
Sumber :
  • Cuplikan layar

Di era modern, kemiskinan sering diidentikkan dengan kegagalan, dan kesederhanaan dianggap sebagai kurang ambisi. Padahal, Seneca justru memandang kesederhanaan sebagai jalan menuju kebijaksanaan.

Seneca: “Bukan Karena Waktu Kita Sedikit, Tapi Karena Kita Banyak Menyia-Nyikannya”

Ia tidak meromantisasi kemiskinan, namun menegaskan bahwa kebutuhan dasar manusia sebenarnya sangat sedikit: makanan, tempat tinggal, dan pakaian. Jika kebutuhan ini tercukupi, maka selebihnya adalah tambahan — dan sering kali, justru sumber dari penderitaan baru.

Kemewahan dan Ilusi Kebahagiaan

Seneca: “Waktu Akan Menemukan Kebenaran”

Kemewahan menciptakan standar hidup yang tinggi dan sering kali tidak realistis. Ketika seseorang terbiasa dengan hal-hal mewah, hal-hal sederhana tak lagi membawa kebahagiaan.

Seneca menyadari bahwa kemewahan adalah jebakan halus: semakin kita terbiasa dimanjakan, semakin kita merasa kekurangan ketika kembali pada hal-hal dasar. Kemewahan membuat manusia lupa bahwa kebahagiaan tidak datang dari barang, melainkan dari ketenangan batin.

Seneca: “Penghalang Terbesar untuk Hidup Adalah Harapan yang Bergantung pada Hari Esok”

Keserakahan: Hantu yang Tak Pernah Puas

Dalam kutipan tersebut, Seneca menyoroti sifat rakus manusia yang tak pernah puas: avarice wants all things. Keserakahan adalah bentuk paling ekstrem dari keinginan, karena ia tak mengenal cukup.

Halaman Selanjutnya
img_title